"Saya kira akan makan waktu 4-5 bulan ke depan, enggak bisa semuanya langsung. Karena ini mengubah habbit dari masyarakat," kata Erick dalam silaturahim virtual, Selasa, 26 Mei 2020.
Ia menjelaskan dalam pemberlakuan layanan BUMN ke depan seperti kereta api, kemungkinan untuk pembelian tiket akan dilakukan secara digital atau online. Saat ini layanan tiket online memang telah tersedia, namun masih ada layanan tiket manual yang bisa dibeli di loket stasiun keberangkatan.
Perubahan layanan tersebut ditujukan untuk mengurai antrean di stasiun dalam rangka mencegah penularan dan penyebaran covid-19 sehubungan dengan belum ditemukannya vaksin untuk virus jenis tersebut.
"Bagaimana kita mengatur masyarakat bisa enggak antrenya satu meter. Kalau duduk insyaallah kita sudah ada silang-silang. Tapi begitu ngantrenya ini problem, bisa-bisa kita telat ngantor. Ini yang kita coba cari ekuilibriumnya supaya balance," ujar Erick.
Ia pun menyarankan para penumpang yang menggunakan jasa KAI untuk menjadi member. Hal tersebut akan meminimalisir antrean penumpang ketika membeli tiket. Namun, Erick menyadari hal tersebur akan memicu kontroversi di kalangan masyarakat.
"Saya rapat dengan manajemen kereta api, saya memancing mereka jangan-jangan yang naik KAI nanti mesti member, tidak bisa beli langsung. Kenapa? kalau di beli langsung nanti datanya enggak terekam. Ini pasti jadi kontroversi, kenapa harus member, kan saya enggak mau jadi member," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News