"Impor minyak masih tinggi, kita bersama UAE bisa dapatkan solusi yang baik," kata Erick dalam konferensi pers virtual usai melakukan sejumlah pertemuan di Abu Dhabi, Sabtu, 22 Agustus 2020.
Indonesia sebagai negara berkembang perlu mandiri dalam mengelola energi. Diharapkan implementasi kerja sama yang dilakukan dapat meningkatkan kapasitas Indonesia dalam penggunaan teknologi ramah lingkungan.
"Kita tidak mau hanya dijadikan pasar tetapi kita juga ingin mendapat tambahan teknologi daripada negara besar," ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menuturkan bahwa kerja sama pengembangan sektor energi bersama UEA terus dikawal. Dalam waktu dekat Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung di Jawa Barat akan bisa dimanfaatkan pada 2022.
"PLTS Terapung di waduk Cirata Jabar akan groundbreaking pada Juni 2021 dan beroperasi pada semester II-2022," ujar Retno.
Adapun perusahaan energi baru terbarukan (EBT) Masdar yang berbasis di Abu Dhabi telah bermitra dengan PT Pembangkitan Jawa Bali Investasi (PJBI) dalam membangun PLTS Terapung Cirata berkapasitas 145 megawatt peak (MWp).
Investasi di pembangkit ini senilai USD129 juta. Kehadiran PLTS Terapung Cirata dipastikan memecahkan rekor pembangkit bertenaga surya terbesar di ASEAN setelah PLTS di Filipina, Cadiz Solar Powerplant sebesar 132,5 MW.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News