Sawah. Foto : MI.
Sawah. Foto : MI.

Kulon Progo Susun Survei Investigasi Desain Cetak Sawah 135,5 Ha

Antara • 10 Juni 2020 14:23
Kulon Progo: Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyusun survei investigasi desain cetak sawah baru dengan potensi lebih dari 135,5 hektare (ha) pada 2020 dan akan dicetak pada 2021.
 
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Aris Nugraha mengatakan potensi lahan untuk cetak sawah baru sangat luas hanya saja terkendala pada kemampuan anggaran daerah.
 
"Cetak sawah baru dari 2015 sampai 2019 di Kulon Progo mencapai 155 hektare. Pada 2020 ini, Dinas Pertanian dan Pangan membuat survei investigasi desain (SID) dan dicetak pada 2021 seluas 135,5 hektare," kata Aris dikutip dari Antara, Rabu, 10 Juni 2020.

Ia mengatakan Pemkab Kulon Progo setiap tahun menyusun SID cetak sawah baru, tapi baru seluas 50 hektare per tahun, padahal potensinya lebih dari 400 hektare.
 
Program cetak sawah baru ini adalah program strategis pembangunan di Kabupaten Kulon Progo. Hal ini mengingat alih fungsi lahan di wilayah ini sangat tinggi, dampak dari pembangunan Bandara YIA.
 
Kulon Progo mendapat anggaran dari pemerintah pusat untuk cetak sawah baru terakhir pada 2015 seluas 50 hektare. Setelah itu, anggaran cetak sawah baru menggunakan APBD kabupaten.
 
"Kami menyadari cetak sawah baru menjadi program strategis Kulon Progo untuk mendukung ketahanan pangan," katanya.
 
Sementara itu, Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) Banyuroto, Kecamatan Nanggulan, Fitri Abdiyanto mengatakan potensi cetak sawah baru di Desa Banyuroth seluas 270 hektare.
 
"Pemerintah Desa Banyuroto sudah memetakan potensi lahan cetak sawah baru dan jalur irigasi yang dibutuhkan. Persoalan utamanya yakni pendanaan untuk pelaksanaan cetak lahan sawah," kata Fitri.
 
Ia mengatakan Pemerintah Desa Banyuroto sudah mengajukan proposal cetak sawah baru kepada Pemkab Kulon Progo, khususnya Dinas Pertanian dan Pangan bersama DPUPKP Kulon Progo.
 
"Kami berharap ada langkah cepat dari Pemkab Kulon Progo. Potensi cetak sawah baru ini akan memperkuat ketahanan pangan Kabupaten Kulon Progo ke depan," ujar dia.
 
Sementara itu, Kepala Desa Banyuroto, Kecamatan Nanggulan, Suroto mengatakan untuk mendukung cetak sawah baru dibutuhkan jaringan irigasi pendukung. Masyarakat Desa Banyuroto secara swadaya telah membangun jaringan irigasi secara bergotong royong setiap Sabtu dan Minggu.
 
Masyarakat Desa Banyuroto menyadari sektor pertanian sebagai penopang kehidupan mereka. Di Desa Banyuroto ada lahan pertanian tadah hujan seluas 638 ha.
 
"Lahan ini bisa dimanfaatkan secara optimal bila didukung saluran irigasi yang memadai. Selain itu, pembangunan irigasi akan mendukung percepatan cetak sawah baru seluas 270 ha di Desa Banyuroto," jelasnya.
 
Wakil Ketua I DPRD Kulon Progo Ponimin Budi Hartono mengatakan alih fungsi sawah dari 2016 hingga saat ini lebih dari 400 ha yang digunakan untuk pembangunan bandara dan jalan pendukung bandara, sehingga perlu adanya lahan pengganti untuk ketahanan pangan ke depan.
 
"Alih fungsi sawah ini harus diatasi dengan cetak sawah baru, supaya ketahanan pangan tetap terjaga, dan di sisi lain pembangunan program nasional tetap berjalan," kata Ponimin.
 
Ia mengatakan berdasarkan peninjauan di lapangan, potensi cetak sawah baru sangat luas, seperti di Desa Banyuroto, Kecamatan Naggulangan, seluas 270 ha.
 
Hal ini perlu segera mendapat respons dari Pemkab Kulon Progo, khususnya Dinas Pertanian dan Pangan untuk diinventarisasi potensinya, dan dicarikan solusi anggaran cetak sawah baru dari kabupaten, provinsi dan pusat.
 
Selain itu, Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kulon Progo juga mempercepat membangun jaringan irigasi pendukung supaya program cetak sawah baru ini cepat terlaksana demi ketahanan pangan di Kabupaten Kulon Progo.
 
"Dinas Pertanian dan Pangan bersama DPUPKP Kulon Progo harus bersinergi untuk percepatan program cetak sawah baru. Selain itu, dua OPD ini harus membuat program terpadu antara luas cetak sawah dan jaringan irigasi yang akan dibangun," katanya.
 
Ponimin mengatakan selain di Desa Banyuroto, Kecamatan Nanggulan, potensi cetak sawah baru juga bisa dilaksanakan di Kecamatan Girimulyo, Sentolo, dan Kalibawang. Namun hal ini membutuhkan kejelian OPD terkait dalam mengelola potensi dan membuat program pelaksanaan di lapangan.
 
Untuk itu, dirinya mendorong Dinas Pertanian dan Pangan bersama DPUPKP Kulon Progo membuat perencanaan, dan agenda pembangunan cetak sawah baru berdasarkan skala prioritas.
 
"Program cetak sawah baru ini untuk memberikan semangat petani dan mempertahankan ketahanan pangan. Ketahanan pangan adalah kunci utama pembangunan," pungkasnya.  
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan