"Tahun lalu, Juli sampai saat ini masih belum ada titik temu. Kita enggak tahu permasalahannya bagaimana. Sudah 2.000 lebih karyawan yang terkatung-katung nasibnya saat ini," kata Kamin, saat ditemui di Pelabuhan Marunda, Jakarta Utara, Selasa, 28 Maret 2023.
Pekerja yang terdampak di antaranya Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM), sopir-sopir truk, pegawai dan operator alat berat. Menurutnya, ribuan tenaga kerja ini termasuk karyawan dan nonkaryawan.
"Ada yang di-PHK, ada yang sekarang pulang kampung, ada yang nasibnya tidak menentu. Bisa dikatakan mati suri," kata Kamin.
Tak hanya berdampak pada kehidupan ribuan orang. Salah satu perwakilan Penjaspel, Munif menyatakan seluruh kegiatan ekonomi di Marunda otomatis terhambat, pasca penutupan KCN.
"Antrean kapal meningkat pesat, waktu bongkar muat jadi lebih lama, kemacetan parah di kawasan Marunda, truk-truk jadi lambat ritasenya sehingga menyebabkan kenaikan yang tinggi pada biaya logistik," kata Munif.
Baca juga: Pelabuhan KCN Bisa Wujudkan Indonesia Poros Maritim Dunia |
Ia pun masih heran dengan keputusan penutupan pelabuhan KCN yang berada di Kawasan Strategis Nasional tersebut. Menurutnya, penutupan pelabuhan ini dilakukan secara sepihak.
"Sampai sekarang pencemaran debu masih terus terjadi di Rusunawa Marunda, Jakarta Utara. Seharusnya dilakukan kajian yang terperinci dan menyeluruh dulu tentang penyebab pencemaran debu batu bara, mengingat bersebelahan dengan Pelabuhan KCN itu ada kawasan Industri yang menghasilkan debu batu bara (fly ash-abu terbang), dan pelabuhan-pelabuhan lain yang melakukan pembongkaran batu bara," kata Munif.
Mantan mandor TKBM pelabuhan Marunda, Bay Fauzi, mengeluhkan biaya hidup dan penghasilannya yang berubah drastis pasca KCN ditutup. Dahulu ia bekerja mampu menghasilkan Rp5 juta, per bulan. Namun kini kondisinya berbeda.
"Buat dapat Rp1 juta per bulan aja sulit banget rasanya. Apalagi biaya hidup makin berat. Saya masih punya dua anak yang jadi tanggungan biaya sekolahnya SD dan SMA," kata ayah empat anak tersebut.
"Sekarang mah boro-boro, bisa makan saja syukur," sambung dia.
Ia dan ribuan buruh bongkar muat pelabuhan lainnya berharap pemerintah dapat berempati dengan kembali mengaktifkan pelabuhan tersebut agar nasib mereka kembali membaik.
"Harapan kami sederhana, kami ingin kerja kembali. Bapak-bapak yang duduk di istana dan balaikota, mohon pelabuhan bisa dibuka kembali," pintanya.
Seperti diketahui, Pelabuhan KCN Marunda dihentikan sementara izin usahanya sejak Juni 2022. Segala kegiatan ekonomi juga terhenti sehingga berimbas pada kerugian berbagai pihak, mulai dari industri pengguna pelabuhan hingga para buruh bongkar muat dan pekerja yang menyandarkan hidupnya pada pelabuhan tersebut.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News