"Di Indonesia, kami melihat banyak perhatian terhadap transisi. Kami melihat secara politik ada perhatian yang besar," kata Direktur Jenderal IRENA Francesco La Camera, dilansir dari Antara, Kamis, 28 Juli 2022.
Francesco juga memuji tentang keputusan Indonesia yang menempatkan transisi energi menjadi sebagai salah satu topik utama pada agenda G20. Ia mengaku tidak ragu untuk berkolaborasi dengan Indonesia dalam pengembangan energi terbarukan.
Menurutnya, langkah yang dilakukan oleh Indonesia dalam forum G20 menunjukkan adanya rasa prioritas terhadap program transisi energi. Dalam presidensi G20, Indonesia mengusung tiga isu prioritas terkait topik transisi energi. Pertama, memastikan akses masyarakat terhadap energi tetap terjamin, terjangkau, dan tersedia.
Baca: Wow! Inflasi di Sri Lanka Bakal Tembus 70% |
Isu prioritas kedua terkait dengan pemanfaatan teknologi. Presidensi G20 akan membawa manfaat bagi Indonesia untuk mendorong transfer teknologi dari negara-negara maju untuk dibawa ke dalam negeri. Isu ketiga tentang pendanaan, di mana Pemerintah Indonesia akan melakukan berbagai komunikasi bilateral untuk mendapatkan dukungan terkait sektor energi di G20.
Francesco mengungkapkan penurunan biaya energi terbarukan yang terjadi setidaknya dalam tiga tahun terakhir telah meningkatkan kapasitas terpasang pembangkit energi terbarukan global. Pada akhir 2021, tercatat kapasitas pembangkit listrik berbasis energi terbarukan mencapai 3.064 gigawatt atau naik 9,1 persen setara 257 megawatt dari tahun sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News