"Kalau ditotalkan jumlah defisit (beras bulan Januari dan Februari) mencapai 2,3 juta ton ," ujar Khudori dikutip dari Metro Siang di Metro TV, Kamis, 18 Januari 2024.
Impor beras 2023 yang mencapai 3,06 juta ton memecahkan rekor sebelumnya. Dibandingkan tahun sebelumnya, angka ini naik tinggi karena dampak El Nino yang berkepanjangan.
Khudori belum dapat memastikan pengaruh El Nino terhadap musim panen padi tahun ini. Padahal, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah menyampaikan bantuan pangan yang diberikan sepanjang Januari-Juli yang setiap bulannya membutuhkan 220 ribu ton beras.
"Setiap bulan dikalikan 220 ribu ton berarti 1,3 juta ton (periode Januari hingga Juli), yang punya Bulog habis," ujarnya.
Baca: Impor Beras Pecah Rekor |
Stok beras Bulog 1,3 juta ton hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan bantuan Januari-Juni. Belum lagi kebutuhan untuk stabilisasi harga yang diperkirakan membutuhkan 150 ribu ton beras tiap bulan.
Jika merujuk pada operasi pasar Stabilisasi Pasokan dan Harga Pasar (SPHP), diperkirakan 600 ribu ton beras dibutuhan selama periode Januari-Juni. Namun, produksi beras bulan Januari dan Februari masih terbatas dan hanya memenuhi konsumsi beras satu bulan.
"Jangan-jangan impor tahun ini akan mengalahkan rekor tahun lalu," kata Khudori khawatir.
Dia menyebut stok beras harus disiapkan di bulan berikutnya dan harus mengimpor. Meskipun, pemerintah mengimpor 3 juta ton tahun lalu dan direncanakan 2 juta ton pada awal tahun ini. Jika harga tetap tinggi, hal tersebut menjadi pertanda pasokan terbatas. (Theresia Vania Somawidjaja)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News