Seminar akademisi bertajuk 'Rural Communication for Equitable Food Security and Environmental Change in Southeast Asia'
Seminar akademisi bertajuk 'Rural Communication for Equitable Food Security and Environmental Change in Southeast Asia'

Peneliti Inggris dan ASEAN Kumpul Bahas Strategi Iklim Ekonomi Akar Rumput

Medcom • 23 Februari 2025 15:00
Jakarta: Akademisi dari Inggris dan negara-negara ASEAN kumpul membahas perubahan iklim dan memperkuat ketahanan ekonomi akar rumput.
 
Mereka berkolaborasi dengan PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) dalam seminar akademisi bertajuk 'Rural Communication for Equitable Food Security and Environmental Change in Southeast Asia' di Amartha Village, Jakarta.
 
Seminar dihadiri peneliti dari University of Reading, Institut Pertanian Bogor, University of the Philippines Los Banos, dan Mahidol University. Mereka merupakan pusat unggulan riset di bidang komunikasi perdesaan dan pembangunan.

Chief Risk & Sustainability Officer Amartha Aria Widyanto mengatakan, komunitas akar rumput merupakan kelompok yang sangat rentan terhadap perubahan iklim.
 
"Seminar ini bertujuan menggali strategi komunikasi pedesaan yang efektif dalam mendukung adaptasi perubahan iklim dan memperkuat ketahanan ekonomi akar rumput," kata Aria.
 
Aria menyadari besarnya risiko perubahan iklim terhadap masyarakat akar rumput. Mulai dari potensi penurunan hasil produksi, fenomena cuaca ekstrem, hingga ancaman keamanan pangan.
 
"Masyarakat akar rumput perlu dibekali dengan informasi mengenai risiko perubahan iklim, serta kemampuan untuk membangun ketahanan dan beradaptasi," ujarnya.
 
Aria mengakui tidak mudah membangun kesadaran masyarakat. Dibutuhkan strategi pendekatan yang dapat mewadahi keberagaman budaya, bahasa, perilaku, dan norma di setiap daerah.
 
Para akademisi menegaskan agar risiko perubahan iklim disampaikan melalui pendekatan yang berbasis komunitas, yang menempatkan masyarakat lokal sebagai pengambil keputusan.
 
Associate Professor University of Reading Sarah Cardey mengatakan, komunikasi berbasis komunitas sangat penting dalam mendukung perubahan, adaptasi, dan pemberdayaan di perdesaan.
 
"Diperlukan peningkatan kesadaran, pelatihan, dan kolaborasi yang melibatkan semua pihak, serta kebijakan yang berorientasi pada masyarakat," kata Sarah.
 
Menurutnya. strategi komunikasi pedesaan yang inklusif itu bertumpu pada empat pilar; seperti akses dan penyebaran informasi yang lebih merata, strategi komunikasi yang inovatif untuk mendukung pelatihan dan penyebaran pengetahuan.
 
Partisipasi aktif masyarakat yang didorong melalui jaringan dan kemitraan, serta advokasi kebijakan.
 
Seminar ditutup dengan workshop dan eksplorasi pasar tradisional di Solo sebagai pusat ekonomi akar rumput.
 
Para akademisi berkesempatan ikut dalam lokakarya membatik yang diajarkan oleh mitra usaha binaan Amartha sekaligus pemilik Batik Puspa di Kampung Batik Laweyan, Eny Zaqiyah.
 
Inisiatif dan tindak lanjut dari seminar ini akan dipaparkan pada ajang internasional The 2025 Asia Grassroots Forum hosted by Amartha yang diselenggarakan tanggal 21-23 Mei 2025 di Bali.
 
Forum itu diikuti 1.000 peserta global terdiri dari perwakilan pemerintah, pengusaha, startup, investor, akademisi, LSM serta inovator.
 
2025 Asia Grassroots Forum ini diharapkan dapat mendorong kolaborasi lintas sektor untuk menguatkan dan memberdayakan komunitas akar rumput se-Asia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FZN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan