Ilustrasi. FOTO: MI/ARYA MANGGALA
Ilustrasi. FOTO: MI/ARYA MANGGALA

Duh! Ini Sederet Penyebab Minyak Goreng Langka di Indonesia

Husen Miftahudin • 01 Maret 2022 13:34
Jakarta: Dalam beberapa pekan terakhir terjadi kelangkaan minyak goreng di tingkat pengecer dan konsumen. Kondisi ini menjadi situasi yang ironis, mengingat Indonesia merupakan produsen minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) terbesar dunia.
 
Dalam analisis ekonomi Trade And Industry Brief oleh LPEM FEB UI, situasi kelangkaan minyak goreng ini juga ironis mengingat pemerintah telah banyak mendukung usaha sawit nasional, misalnya, melalui bantuan advokasi atas hambatan ekspor minyak sawit ke Uni Eropa serta program mandatori biodiesel 30 persen (B30).
 
"Padahal, langkah tersebut selain bertujuan untuk mengembangkan energi ramah lingkungan juga dapat memperkuat permintaan dalam negeri sehingga mengurangi risiko fluktuasi harga internasional bagi usaha sawit," jelas analisis tersebut, Selasa, 1 Maret 2022.

Diungkapkan bahwa terdapat beberapa hal yang diduga menjadi penyebab kelangkaan minyak goreng di dalam negeri. Penyebab pertama adalah naiknya harga CPO dunia yang menjadi bahan baku minyak goreng. Sepanjang 2021 lalu saja, harga CPO sudah mengalami kenaikan 29 persen.
 
Kenaikan ini disebabkan pemulihan ekonomi global pascapandemi covid-19 yang diiringi peningkatan permintaan rumah tangga maupun bahan baku industri dunia. Sebagai akibatnya, produsen CPO Indonesia lebih memprioritaskan pasar ekspor dan produsen minyak goreng harus membeli bahan baku dengan harga yang lebih tinggi.
 
Kedua, terjadi kenaikan biaya operasional pada rantai pasok dan rantai produksi minyak goreng. Kenaikan ini salah satunya disebabkan oleh peningkatan biaya logistik laut yang telah terjadi sejak akhir 2021 lalu.
 
"Hal ini terutama disebabkan oleh kelangkaan kapal karena tingginya kebutuhan pengangkutan seiring dengan pemulihan ekonomi nasional pascapandemi covid-19," paparnya.
 
Ketiga, kebutuhan CPO untuk program B30 juga sempat diduga berpengaruh pada kelangkaan minyak goreng. Apalagi dalam penyaluran CPO untuk B30 terdapat insentif subsidi dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Sawit (BPDPKS).
 
"Meskipun demikian, dugaan ini telah mendapat bantahan mengingat kebutuhan untuk program B30 dan industri petrokimia hanya sekitar seperlima dari total produksi CPO nasional," terang analisis tersebut.
 
Keempat, terdapat dugaan terjadi persaingan antarkelompok distributor. Aparat keamanan menyampaikan temuan awal dimana distributor yang ada tidak mendapatkan pasokan, "Setelah krisis ini berakhir, diperkirakan muncul banyak distributor baru yang sebelumnya tidak memiliki bisnis inti distribusi minyak goreng," pungkas analisis LPEM FEB UI.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan