"Pemerintah harus segera mempersiapkan strategi untuk mitigasi berlanjutnya ekspor gandum India," kata Direktur Center of Economics and Law Studie (Celios) Bhima Yudhistira, Minggu, 15 Mei 2022.
Bhima menjelaskan pengusaha-pengusaha disektor makanan minuman dan pelaku usaha ternak juga perlu berkoordinasi mencari jalan keluar bersama dengan pemerintah.
"Sekarang harus dihitung berapa stok gandum ditanah air, dan berapa alternatif negara penghasil gandum yang siap memasok dalam waktu dekat," ucapnya.
Gugatan WTO
Bhima pun membuka opsi yang bisa dilakukan pemerintah yaitu pengajuan gugatan ke organisasi perdagangan dunia atau World Trade Organization/WTO. Hal ini menurutnya bisa dilakukan oleh negara-negara lainnya."Bukan tidak mungkin, Pemerintah Indonesia bersama negara lain melakukan gugatan kepada India ke WTO karena kebijakan unilateral India merugikan konsumen dan industri di Indonesia," pungkasnya.
India merupakan produsen gandum nomor dua terbesar di dunia setelah Tiongkok dengan kapasitas produksi 107,5 juta ton. Sementara Indonesia mengimpor gandum tiap tahun sebesar 11,7 juta ton atau setara USD3,45 miliar. Angka impor gandum itu pun naik 31,6 persen dibanding tahun sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News