Jakarta: Bisnis kue kering jelang Lebaran tak terimbas virus korona. Dampak pandemi tersebut justru menjadi ladang cuan bagi sejumlah pebisnis.
Pemilik toko kue online @vitas_kitchen, Evita mengatakan covid-19 tak membuat masyarakat berhenti merayakan atau menyantap kue kering khas Lebaran. Pasalnya, Evita harus menyiapkan 600 toples pesanan para pelanggan lewat sistem pre-order menjelang Idulfitri.
"Alhamdulillah momen Ramadan ini tidak ada penurunan, justru sebaliknya, pesanan membludak sampai kita harus close order lebih awal," kata Evita kepada Medcom.id, Sabtu, 2 Mei 2020.
Ia menjual kue khas Lebaran tersebut dikisaran harga Rp80 ribu hingga Rp110 ribu. Selain itu, ia juga menyediakan paket parcel kue Lebaran atau hampers di kisaran Rp300 ribu hingga Rp350 ribu untuk tiga toples paket kue. Dari penjualan tersebut, Evita meraih omzet hingga Rp50 juta.
"Alhamdulillah budaya dan tradisi masyarakat kita untuk menyantap kue-kue kering khas Lebaran tidak terdampak sama pandemi," ungkapnya.
Evita memastikan kue Lebaran yang ia produksi bebas dari virus korona. Ia menerapkan protokol pencegahan seperti pembelian bahan baku kue secara online, dan melakukan penyemprotan disinfektan secara berkala. Termasuk menyediakan baju khusus saat membuat kue.
"Aku sengaja bawa orang dari Bekasi khusus untuk bantu produksi, nginep di rumah sejak Maret. Jadi bisa dipastikan kita benar-benar enggak kemana-mana, total di rumah, bahan-bahan semua diantar via ojek online," ungkap dia.
Sebagai pebisnis milenial, Evita aktif mengelola tokonya sejak 2014. Ia memanfaatkan jejaring sosial, e-commerce, dan medsos untuk mempromosikan produknya. Ia pun fokus melayani pemesanan kue kering untuk wilayah Jodetabek.
"Khusus kue kering, pemasaran tahun-tahun sebelumnya via Instagram, e-commerce, dan WhatsApp. Tahun ini ditambah satu reseller," tukasnya.
Pemilik toko kue online @vitas_kitchen, Evita mengatakan covid-19 tak membuat masyarakat berhenti merayakan atau menyantap kue kering khas Lebaran. Pasalnya, Evita harus menyiapkan 600 toples pesanan para pelanggan lewat sistem pre-order menjelang Idulfitri.
"Alhamdulillah momen Ramadan ini tidak ada penurunan, justru sebaliknya, pesanan membludak sampai kita harus close order lebih awal," kata Evita kepada Medcom.id, Sabtu, 2 Mei 2020.
Ia menjual kue khas Lebaran tersebut dikisaran harga Rp80 ribu hingga Rp110 ribu. Selain itu, ia juga menyediakan paket parcel kue Lebaran atau hampers di kisaran Rp300 ribu hingga Rp350 ribu untuk tiga toples paket kue. Dari penjualan tersebut, Evita meraih omzet hingga Rp50 juta.
"Alhamdulillah budaya dan tradisi masyarakat kita untuk menyantap kue-kue kering khas Lebaran tidak terdampak sama pandemi," ungkapnya.
Evita memastikan kue Lebaran yang ia produksi bebas dari virus korona. Ia menerapkan protokol pencegahan seperti pembelian bahan baku kue secara online, dan melakukan penyemprotan disinfektan secara berkala. Termasuk menyediakan baju khusus saat membuat kue.
"Aku sengaja bawa orang dari Bekasi khusus untuk bantu produksi, nginep di rumah sejak Maret. Jadi bisa dipastikan kita benar-benar enggak kemana-mana, total di rumah, bahan-bahan semua diantar via ojek online," ungkap dia.
Sebagai pebisnis milenial, Evita aktif mengelola tokonya sejak 2014. Ia memanfaatkan jejaring sosial, e-commerce, dan medsos untuk mempromosikan produknya. Ia pun fokus melayani pemesanan kue kering untuk wilayah Jodetabek.
"Khusus kue kering, pemasaran tahun-tahun sebelumnya via Instagram, e-commerce, dan WhatsApp. Tahun ini ditambah satu reseller," tukasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News