"Ini menjadi tantangan kita ke depan setelah covid-19 ini berakhir, bagaimana pemerintah dan dunia usaha mampu menyediakan lapangan pekerjaan," ujar Sarman saat dihubungi di Jakarta, Jumat, 1 Mei 2020.
Ia menjelaskan pemberlakuan kebijakan "Work from Home" dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk memutus rantai penyebaran covid-19 ini, praktis menyebabkan roda perekonomian stagnan.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Dampaknya, berbagai sektor usaha dari perdagangan, layanan dan jasa, hingga manufaktur terimbas dari kebijakan tersebut. Bahkan berimbas ke pemutusan hubungan kerja (PHK) yang sudah mencapai 2,8 juta orang, dan berpotensi semakin bertambah.
"Padahal, jumlah pengangguran kita saat ini masih ada sekitar tujuh juta orang dan setiap tahunnya Negara memproduksi hampir 2,5 juta tenaga kerja baru lulusan SMA, SMK, dan perguruan tinggi," ungkap dia.
Meski pemerintah meluncurkan program kartu prakerja untuk mengurangi dampak PHK, para buruh tetap membutuhkan lapangan pekerja setelah pandemi ini berakhir.
"Momentum Hari Buruh tahun ini kita berharap Serikat Pekerja/Buruh dapat melakukan evaluasi akan program dan langkah yang bisa diberikan dalam membantu pemerintah menciptakan lapangan kerja usai covid-19," kata Sarman.
(Des)