Saat ini, HPP untuk GKP ditetapkan sebesar Rp4.450 per kilogram. Namun, pada kenyataannya, harga komoditas tersebut sudah di atas itu.
Akhirnya, Bulog tidak bisa menyerap karena petani lebih memilih menjual gabah mereka kepada swasta dengan harga lebih tinggi.
"Itu soal peraturan saja. Kita membeli kan ada batasan harganya. Itu belum berubah. Pak Menko Ekonomi yang menentukan," dalih Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso di Istana Kepresidenan, dilansir Media Indonesia, Senin, 31 Oktober 2022.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pun mengamini pernyataan Budi Waseso. Ia mengakui harga GKP di tingkat petani saat ini sedang tinggi. Tetapi, menurutnya hal tersebut seharusnya tidak menjadi masalah karena itu adalah berkah bagi para pelaku usaha tani.
Baca juga: Habis Panen Raya, Stok Beras Indonesia Berlebih |
"Selama ini harga gabah cukup bagus. Saya harus berpihak pada petani saya dong. Harga bagus kan kita harus biarkan," ujar Syahrul.
Berbeda halnya jika harga GKP sedang turun. Dalam kondisi itu, Bulog sebisa mungkin harus menyerap secara cepat demi menghindarkan para petani dari kerugian.
"Kalau harga sedang turun, baru respons harus dilakukan," tuturnya.
Kendati demikian, pemerintah tetap akan mengupayakan agar Bulog bisa membeli GKP petani.
Syahrul akan mengidentifikasi daerah-daerah yang masih memiliki stok tinggi untuk kemudian diserap perseroan. "Satu minggu ini saya mulai stok opname, tentukan di mana yang masih banyak, nanti Bulog akan datang," jelasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News