Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan. Foto: Kemendag.
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan. Foto: Kemendag.

Duh! Perang Rusia-Ukraina Buat Pertemuan G20-TIIM tak Capai Konsensus

Antara • 23 September 2022 21:01
Nusa Dua: Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyampaikan Pertemuan G20 Trade, Investment and Industry Ministerial Meeting (TIIM) yang digelar di Nusa Dua tak mencapai konsensus karena isu geopolitik terkait konflik Rusia-Ukraina.
 
baca juga: Sukseskan TIIMM G20, Mendag Lempar Apresiasi Atas Kontribusi UNESCAP

"Dari 27 paragraf, 26 disetujui, satu tidak, yang tidak disetujui yaitu mengenai isu geopolitik. Jadi memang tidak terjadi konsensus," kata Mendag di Nusa Dua, Bali dikutip dari Antara, Jumat, 23 September 2022.
 
Mendag menyampaikan, pada pembahasan substansi, negara-negara anggota G7 yakni Amerika Serikat, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, dan Inggris menentang bahkan mengutuk atas perang yang terjadi. Namun, negara anggota lainnya tidak menyepakati hal itu, sehingga tidak terjadi kesepakatan bersama atau tidak mencapai konsensus.
 
"Geopolitik itu posisinya jelas. Ada kubu sini atau sana. Isu geopolitik yang tidak dapat disepakati. G7 itu kan menentang keras, minta di-condem," tukas Zulkifli.

Kendati demikian, Zulkifli mengatakan bahwa seluruh delegasi negara G20 pada TIIMM mengapresiasi Indonesia sebagai tuan rumah di tengah kondisi yang tidak mudah.
 
"Semua delegasi mengucapkan selamat kepada kita, mereka datang kepada saya dan mengapresiasi Indonesia sebagai tuan rumah di tengah keadaan yang tidak mudah. Ya, memang itu berat," ujar Mendag.
 
Sementara itu, Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional (PPI) Kemendag Djatmiko Bris Witjaksono mengatakan isu geopolitik Rusia-Ukraina bukan rekomendasi Indonesia untuk dibahas dalam forum TIIMM.
 
Hal tersebut karena Indonesia ingin lebih fokus untuk membahas soal perdagangan, investasi, dan industri untuk bersama-sama bangkit dari dampak pandemi covid-19.
 
Namun, negara-negara G7 memandang perekonomian global bergejolak akibat pandemi covid-19, yang diperburuk oleh perang antara Rusia-Ukraina.
 
"Sebagai tuan rumah, Indonesia berupaya untuk mengakomodir masukan tersebut untuk dilakukan pembahasan. Namun, hingga akhir pertemuan, tetap tidak menemui kesepakatan," ujar Djatmiko.
 
Djatmiko menyampaikan pada perhelatan tersebut Indonesia mengajak seluruh komponen di dunia untuk mengedepankan kebersamaan, sesuai dengan tema Presidensi G20 "Recover Together, Recover Stronger".
 
Ia mengatakan bahwa Indonesia menjadi tuan rumah di tengah situasi yang menantang, yakni pandemi Covid-19 yang masih terjadi dan munculnya perang Rusia-Ukraina.
 
"Oleh karena itu, G20 merupakan satu proses negara di dunia untuk mengatasi persoalan-persoalan yang terjadi secara global," tukas Djatmiko.
 
Menurut dia, terdapat tiga target yang ingin dicapai pada Forum G20, yakni sukses substansi, sukses tuan rumah, dan sukses publikasi.
 
Pada G20 TIIMM, Djatmiko menyebut bahwa hampir seluruh menteri perdagangan negara anggota hadir, kecuali dari Tiongkok, karena negeri tirai bambu sedang dalam kondisi terkunci akibat pandemi.
 
Selain itu, tamu undangan yang terdiri dari sembilan organisasi internasional juga hadir dalam pertemuan tersebut.
 
"Ini berkat kerja sama semua pihak. Soal publikasi, bagaimana kita menyampaikan pesan kepada masyarakat dunia forum ini mencapai kesepakatan substansi," ujar Djatmiko.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan