"Dengan kebijakan ini sasaran kebijakan diperluas dengan memasukkan juga kelompok atas, yang masih memiliki daya beli yang kuat," kata Ekonom CORE Indonesia Piter Abdullah kepada Medcom.id di Jakarta, Rabu, 24 Maret 2021.
Piter mengatakan perluasan insentif PPnBM ini juga akan lebih berdampak dibandingkan kebijakan sebelumnya. Pasalnya potongan PPnBM dari pemerintah sebelumnya hanya diberikan bagi mobil dengan kapasitas mesin sampai 1.500 cc saja.
"Insentif PPnBM untuk mobil dengan cc di bawah 1.500 targetnya adalah masyarakat menengah bawah. Menurut saya tidak efektif karena sebagian besar masyarakat menengah bawah terdampak pandemi mengalami penurunan daya beli. Jadi dampak kebijakan tidak akan cukup maksimal," ungkapnya.
Meski begitu, Piter tak bisa memperkirakan dampak pemberian insentif ini terhadap pertumbuhan ekonomi 2021. Namun ia memastikan perluasan kebijakan akan membantu industri otomotif agar bisa bertahan di tengah pandemi seperti sekarang ini.
"Saya perkirakan (dampak ke ekonomi tidak akan besar, tapi lebih baik daripada sebelumnya. Ukuran keberhasilan kebijakan pemerintah ini jangan semata dilihat dari pertumbuhan ekonomi, tapi harus dilihat bagaimana kebijakan ini membantu industri otomotif untuk bisa bertahan ditengah pandemi," pungkas dia.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya memberi sinyal untuk pemberian insentif bagi mobil hingga 2.500 cc. Rencana ini sekarang masih dalam tahap penyelesaian Peraturan Menteri Keuangan (PMK) dan bisa berlaku mulai April 2021.
"Untuk 2.500 cc sedang proses finalisasi PMK-nya yang nanti bisa berlaku mulai April, terutama untuk yang di atas 1.500 hingga 2.500 cc akan diumumkan begitu selesai PMK-nya," kata dia dalam Konferensi Pers APBN KITA, Selasa, 23 Maret 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News