"Pembiayaan itu juga akan digunakan untuk meningkatkan kualitas pakan dan peremajaan bibit yang lebih produktif. Angka 11,5 liter itu sebenarnya kurang produktif, harus berada di 15-20 liter per hari," kata Teten dikutip Sabtu, 17 April 2021.
Teten menjelaskan pembiayaan tersebut disalurkan melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUKM). Selain memberikan pembiayaan, pihaknya juga menyiapkan pendampingan bagi para pelaku UKM, dan koperasi.
"Saya melakukan kunjungan kerja ini, untuk memastikan pembiayaan kepada koperasi yang ada di sektor produksi dari LPDB, sudah berjalan," ungkapnya.
Ia berharap pembiayaan dan pendampingan yang diberikan tersebut mampu menciptakan pebisnis baru yang mampu bersaing secara sehat. Sehingga, koperasi diharapkan mampu memiliki daya saing tinggi.
"Kita menyiapkan pembiayaan murah, dan pendampingan. Itu bertujuan untuk mengajarkan sebagai pebisnis," ujarnya.
Ketua Koperasi Sae Pujon Abdi Swasono mengatakan pembiayaan sebesar Rp12 miliar tersebut merupakan pinjaman. Rinciannya akan digunakan untuk meningkatkan kualitas pakan ternak sebesar Rp7,5 miliar, kemudian Rp3,5 miliar untuk pengembangan kafe susu perah, dan Rp1,5 miliar untuk peremajaan bibit.
"Ini merupakan pinjaman, dengan jangka waktu lima tahun. Mudah-mudahan bisa berjalan dengan baik," kata Abdi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News