"Partisipasi Indonesia sebagai official partner country Hannover Messe 2021: Digital Edition, menjadi salah satu bagian dari upaya transformasi industri 4.0 yang arah kebijakannya telah dituangkan dalam Making Indonesia 4.0," kata Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kementerian Perindustrian, Eko S.A Cahyanto melalui keterangan tertulisnya, Rabu, 14 April 2021.
Pada 2018 Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo meluncurkan sebuah peta jalan Making Indonesia 4.0 dengan aspirasi menjadikan Indonesia masuk dalam 10 besar ekonomi dunia pada 2030.
"Diharapkan Indonesia masuk 10 besar dengan ekspor bersih mencapai 10 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), meningkatkan produktivitas industri dua kali lipat, dan membangun kapabilitas inovasi lokal dengan meningkatkan alokasi pendanaan research and development (R&D) hingga mencapai dua persen dari PDB," ujar Eko.
Guna mencapai aspirasi tersebut, lanjut Eko, pemerintah kemudian menentukan 10 prioritas nasional dalam Making Indonesia 4.0, yaitu, meningkatkan arus barang dan material, mendesain ulang zona industri, akomodasi standar keberlanjutan, pemberdayaan UMKM, membangun infrastruktur digital nasional, menarik investasi asing, meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), pengembangan ekosistem inovasi, insentif untuk investasi teknologi, dan harmonisasi aturan dan kebijakan.
Ia menyampaikan, untuk mengimplementasikan Making Indonesia 4.0, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah mengidentifikasi dan memilih tujuh sektor berdasarkan dampak yang akan ditimbulkan dan kemudahan dalam implementasi teknologi industri. Sektor-sektor tersebut dipilih karena menyumbang 70 persen dari PDB Industri, 65 persen ekspor industri, dan 60 persen tenaga kerja di sektor manufaktur.
Ketujuh sektor tersebut adalah industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia dan elektronik, farmasi, dan alat kesehatan. "Dua sektor terakhir ditambahkan karena menjadi sektor dengan high demand dalam masa pandemi, ini merupakan momentum untuk memacu pengembangannya sehingga dapat meningkatkan kemandirian sektor kesehatan di Indonesia," papar Eko.
Dalam upaya mengakselerasi transformasi menuju Industri 4.0, Kemenperin juga aktif meningkatkan awareness para pelaku industri melalui Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0). Melalui program ini, perusahaan dapat mengukur level kesiapan industri bertransformasi menuju industri 4.0 dengan assessment mandiri. "Dengan kesiapan industri di Tanah air menerapkan industri 4.0, kita dapat membangun ekosistem inovasi industri 4.0," ujarnya.
Ekosistem ini, imbuh Eko, dibangun sebagai wadah bagi pemerintah, pelaku industri, akademisi serta riset dan pengembangan (R&D), penyedia teknologi, konsultan, dan juga pelaku keuangan. Kemenperin menyebutnya sebagai Ekosistem Industri 4.0 (SINDI 4.0).
Selanjutnya membangun Pusat Inovasi dan Pengembangan SDM Industri (PIDI 4.0) untuk memberikan pengalaman langsung dan pendampingan kepada industri dalam penerapan industri 4.0. PIDI 4.0 akan menjadi pusat pembelajaran manufaktur digital yang membantu perusahaan mengembangkan operasi, desain, dan produktivitas mereka di seluruh rantai nilai.
Kemudian, Kemenperin saat ini tengah mengembangkan program terkait smart-eco industrial parks, yang juga sejalan dengan upaya mewujudkan pembangunan industri yang berkelanjutan dan menerapkan prinsip industri hijau, serta meningkatkan daya saing. Kawasan industri pintar memanfaatkan teknologi industri 4.0, seperti automation, artificial intelligent (AI), Internet of Things (IoT), juga digital ecosystem dalam beroperasi.
Smart Industrial Parks merupakan model inovatif untuk mengintegrasikan supply and demand energi, air, limbah dan logistik, dan pengamanan.
"Ini membentuk sinergi antara manusia dan teknologi tinggi, dilengkapi fasilitas dan infrastruktur memadai, membuktikan Indonesia siap untuk implementasi industri 4.0," ujar Eko.
Selanjutnya, Kemenperin fokus mendukung para pelaku industri dan penyedia teknologi dengan reoptimalisasi regulasi dan kebijakan agar ramah investor. Strategi-strategi tersebut dilakukan untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu leading nation dalam revolusi industri keempat.
"Kami mengupayakan agar Indonesia menjadi rumah bagi para pemain industri yang menjadikan efisiensi, kolaborasi, dan konektivitas sebagai prinsip utama dalam menjalankan bisnisnya," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id