Iilustrasi kilang minyak. Foto: AFP
Iilustrasi kilang minyak. Foto: AFP

Pasca 2034, RI Diramal Tak Bisa Lagi Ekspor Minyak Mentah

Suci Sedya Utami • 23 Agustus 2020 16:31
Jakarta: Mantan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rudi Rubiandini mengatakan kebutuhan energi di Tahan Air makin tinggi seiring dengan upaya Indonesia untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
 
Namun di sisi lain, produksi minyak bumi nasional kian menurun. Bahkan di setelah 2034, berdasarkan perkiraan Dewan Energi Nasional (DEN), Indonesia memiliki kecenderungan tidak lagi bisa mengekspor hasil produksi minyak mentahnya demi memenuhi kebutuhan dalam negeri.
 
Saat ini sebagian besar produksi minyak di dalam negeri yang mencapai angka sekitar 700-an ribu barel per hari (bph) lebih banyak digunakan untuk kebutuhan di dalam negeri. Sedangkan porsi untuk diekspor sangat kecil.

"Pada tahun 2034 kita tidak lagi bisa ekspor minyak," kata Rudi, Minggu, 23 Agustus 2020.
 
Ia bilang sekarang pun sebenarnya Indonesia sudah keluar dari negara-negara pengekspor minyak (OPEC) karena bukan lagi merupakan nett eksportir, namun nett importir. Rudi mengatakan di tahun tersebut pula, Indonesia diprediksi akan mengimpor 100 persen produk minyak mentah yang jumlahnya akan membesar hingga 2050.
 
Demikian pula dengan gas yang diprediksi akan berhenti ekspor pada 2032 karena kebutuhan di dalam negeri makin tinggi. Gas alam cair (LNG) produksi nasional pun akan dipakai untuk konsumsi dalam negeri. Sehingga masa depan gas juga akan impor hingga 2050.
 
Rudi mengatakan prediksi tersebut akan terjadi apabila tidak ada diversifikasi energi. Lebih lanjut, Rudi menambahkan kebutuhan energi yang makin meningkat harus diimbangi dengan langkah diversifikasi terutama dnegan energi baru terbarukan.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEV)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan