Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Kabupaten Tegal, Faqihurohim mengatakan dari jumlah tersebut, investasi penanaman modal asing (PMA) hanya sekitar Rp8,2 miliar dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) Rp198 miliar. Jumlah itu pun masih di bawah target investasi Jawa Tengah yang sebesar Rp310 miliar.
"Target investasi PMA Kabupaten Tegal sebesar Rp500 miliar dan PMDN Rp850 miliar," ujarnya saat konferensi pers di Sekretariat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Pemkab Tegal, Jumat, 19 Juni 2020.
Meski demikian, ia menyebut ada investor baru dari dalam dan luar negeri yang akan masuk ke Tegal dalam waktu dekat. Nilai investasinya mencapai Rp1,1 triliun untuk industri garmen dan pembangkit listrik.
"Itu investor PLTB. Sedangkan dari korea juga ada. Nilai invesnya Rp400 miliar. Itu pabrik garmen. Semoga pelaksanaannya lancar," doanya.
Faqih menyebut pihaknya tengah berupaya menggenjot investasi dengan memudahkan pelayanan perizinan online melalui OSS dan Sicantik.
Sebelum pandemi covid-1 melanda, ia sudah merancang aplikasi baru yaitu DOI (datang olih izin). Para petugas mendatangi warga dengan memberikan pelayanan yang membawa KTP elektronik dan memiliki website dengan modal di bawah Rp50 juta.
"Kami tidak ada tatap muka, pakai sistem online semua. Ke depan inovasi-inovasi terus kami kembangkan," ungkap dia.
Wakil Bupati Sabilillah Ardie mengakui investasi di Kabupaten Tegal merosot tajam imbas pandemi covid-19.
"Ini tidak saja dialami Kabupaten Tegal, tapi juga semua sektor industri di tingkat dunia. Maka harus ada terobosan, salah satunya kemudahan pelayanan dengan sarana digital," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News