Dalam enam bulan pertama 2024, perseroan mencatatkan pendapatan sebesar Rp19,64 triliun naik 4,19 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Lalu untuk EBITDA, perseroan mencatat sebesar Rp 3,63 triliun. Setelah dikurangi biaya-biaya, Sedangkan total aset perusahaan per 30 Juni 2024 sebesar Rp38,39 triliun.
Secara triwulanan (quarter to quarter), kinerja keuangan PTBA mengalami peningkatan signifikan. Pendapatan pada triwulan II-2024 sebesar Rp10,23 triliun, naik sembilan persen dibanding triwulan I-2024. Laba bersih pada triwulan II-2024 mencapai Rp1,24 triliun, tumbuh 57 persen secara triwulanan.
Baca juga: Produksi Batu Bara Bukit Asam Capai 41,9 Juta Ton di 2023 |
Pencapaian laba bersih didukung oleh peningkatan kinerja operasional Perseroan sepanjang semester I-2024. Total penjualan batu bara emite berkode PTBA ini pada Januari-Juni 2024 mencapai 20,05 juta ton, meningkat 15 persen secara tahunan (year on year).
Ekspor batubara PTBA pada periode ini sebesar 8,48 juta ton atau naik 20 persen secara tahunan (year on year). Sebagai pembanding, penjualan ekspor pada semester I-2023 sebesar 7,10 juta ton.
Sementara realisasi Domestic Market Obligation (DMO) sebesar 11,57 juta ton, tumbuh 12 persen dibanding semester I-2023 yang sebesar 10,33 juta ton. Adapun per semester I-2024, produksi batu bara PTBA mencapai 18,76 juta ton dan realisasi angkutan dengan kereta api 17,33 juta ton.
Tantangan harga dan fluktuasi pasar
Tantangan bagi Perseroan di tahun ini, di antaranya adalah koreksi harga batu bara dan fluktuasi pasar.Rata-rata indeks harga batu bara ICI-3 terkoreksi sekitar 19 persen secara tahunan dari USD93,49 per ton pada semester I-2023 menjadi USD75,89 per ton pada semester I-2024. Sedangkan rata-rata indeks harga batu bara Newcastle terkoreksi 36 persen secara tahunan menjadi USD130,66 per ton, dari USD204,27 per ton pada semester I-2023.
Karena itu, PTBA terus berupaya memaksimalkan potensi pasar di dalam negeri serta peluang ekspor untuk mempertahankan kinerja baik. Perseroan juga konsisten mengedepankan cost leadership di setiap lini perusahaan, sehingga penerapan efisiensi secara berkelanjutan dapat dilakukan secara optimal.
Selain itu, perseroan berharap agar pembentukan Mitra Instansi Pengelola (MIP) dapat segera terealisasi dan memberikan dampak baik bagi kinerja keuangan PTBA.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News