Dalam produksi semen, biaya pembelian batu bara menyumbang porsi 40 persen. Sementara itu, beban pokok pendapatan tahun lalu meningkat 6,3 persen dari Rp9,07 triliun pada 2020 menjadi Rp9,64 triliun pada 2021.
"Kami menantikan batu bara dengan DMO, karena harga naik 6-8 persen belum cukup untuk pass through," katanya dalam paparan publik virtual, Jumat, 25 Maret 2022.
Atas kondisi tersebut, Christian pun menaikan harga jual produk semen kantong di beberapa area pasar. Namun belum bisa menutup besarnya kenaikan harga batu bara.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Selain menaikkan harga, Indocement juga meningkatkan konsumsi bahan bakar alternatif dari 9,3 persen pada 2020 menjadi 12,2 persen di 2021. Tak hanya itu, emiten dengan kode INTP ini juga meningkatkan penggunaan batu bara berkalori rendah.
"Sementara untuk 2022 penggunaan energi alternatif kami targetkan bisa naik lagi sebesar tiga persen dan mencapai 25 persen pada 2025," jelasnya.
Christian pun berharap kebijakan DMO Batu Bara yang dikeluarkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral diterima oleh semua pabrikan. Hal itu ditekankannya agar INTP bisa bersaing dengan produsen lain.
"Kalau DMO tidak bisa berlaku untuk semua pabrikan ini akan berefek negatif bagi industri kita," pungkasnya.