Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar Mukhamad Misbakhun. Foto: Medcom.id/Nur Ajijah.
Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar Mukhamad Misbakhun. Foto: Medcom.id/Nur Ajijah.

Misbakhun Berharap Platform LKPP Lebih Baik Ketimbang Marketplace

Medcom • 16 Juni 2022 18:00
Jakarta: Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) dinilai bisa menjadi institusi yang efektif dalam mencegah korupsi sekaligus menggerakkan ekonomi. Sebab, lembaga itu punya peran penting dalam menentukan pengadaan barang dan jasa di lingkungan pemerintah.
 
Anggota Komisi XI DPR Mukhamad Misbakhun mengatakan, kasus korupsi di birokrasi selama ini didominasi sektor pengadaan barang dan jasa. "Kalau kita ingin bicara bagaimana pencegahan korupsi, fokusnya sebenarnya ada di LKPP, karena kasus korupsi yang paling kuat (dominan) ada di pengadaan barang dan jasa," kata Misbakhun saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi XI DPR dengan LKPP di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis 16 Juni 2022.
 
Misbakhun menekankan pentingnya afirmasi untuk LKPP. Menurut Misbakhun, aksi afirmatif bisa dilakukan melalui penguatan anggaran. "Anggaran untuk LKPP 2023 sebanyak Rp 200,22 miliar. Dari jumlah itu, sebanyak Rp 38 miliar akan dialokasikan untuk perbaikan sistem. Apakah itu cukup?" kata Misbakhun. 

Mantan pegawai Direktorat Jenderal Pajak itu lantas menyinggung situs LKPP yang tak bisa diakses. Misbakhun menduga server LKPP tidak diretas, tetapi overkapasitas. Dia mengaku pernah diajak melihat server LKPP. Seluruh pengadaan barang dan jasa pemerintah pusat maupun pemda bermuara ke server tersebut.
 
"Semua aplikasi ke server itu, antara lain, SIKaP (Sistem Informasi Kinerja Penyedia), SIRUP (Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan), dan AMEL (Aplikasi Monitoring-Evaluasi Lokal). Namun, teknologinya tidak mendukung untuk kebutuhan itu. Eggak akan kuat servernya, downtime (layanan daring terhenti) pasti akan terjadi dan akan menjadi langganan," katanya.
 
Misbakhun mengatakan Presiden Joko Widodo menyampaikan tiga arahan penting soal pengadaan barang dan jasa di pemerintahan, yakni untuk mendongkrak penggunaan produk dalam negeri, meningkatkan porsi UMKM dan koperasi, serta mempercepat penyerapan APBN maupun APBD. Oleh karena itu, LKPP harus mampu menyediakan sistem yang lebih menarik bagi UMKM ketimbang platform marketplace.
 
"Jangan sampai UMKM kita lebih senang menautkan katalog mereka di market place dan lainnya daripada yang disediakan pemerintah," ucap Misbakhun.
 
Misbakhun mewanti-wanti Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Azwar Anas dan jajarannya melakukan penyaringan secara ketat terhadap pihak yang memasang katalog di LKPP. Alasannya, LKPP tidak boleh kebobolan oleh perusahaan asing yang menyaru menjadi UMKM untuk menawarkan produknya di katalog. 
 
"Ibaratnya jangan sampai orang Indonesia membeli peniti ke China, atau pemda ketika mencari barang ternyata tidak ada di katalog LKPP, akhirnya membeli secara ritel di platform-platform online," ujarnya. 
 
Meski demikian, Misbakhun yakin Azwar Anas mampu membawa LKPP menjadi institusi sesuai keinginan Presiden Jokowi. Sebab, Azwar Anas dikenal sukses membuat terobosan saat menjadi bupati Banyuwangi.
 
"Saya percaya beliau, kreativitasnya ada dan bisa membawa ini (LKPP)," kata Misbakhun.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan