Ilustrasi. Foto: dok Kementerian BUMN.
Ilustrasi. Foto: dok Kementerian BUMN.

Indonesia Bakal Jadi Pusat Produksi Vaksin Covid-19 di Asia Tenggara

Annisa ayu artanti • 24 Februari 2022 19:34
Jakarta: Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyatakan World Health Organization (WHO) memberikan sinyal akan menjadikan Indonesia sebagai hub atau pusat produksi vaksin covid-19 di Asia Tenggara. Hal ini seiring dengan ditunjuknya Indonesia sebagai salah satu penerima manfaat dari transfer teknologi vaksin berbasis mRNA.
 
"Kepercayaan dari WHO ini hanya permulaan. Ini juga bagian dari program transformasi besar-besaran yang sedang kami lakukan di holding BUMN farmasi," ucap Erick Thohir, dalam keterangan tertulis, Kamis, 24 Februari 2022.
 
Erick Thohir menjelaskan, PT Bio Farma (Persero) menjadi perusahaan Indonesia yang akan memproduksi vaksin mRNA tersebut. Induk holding BUMN farmasi itu telah lama dikenal sebagai manufaktur vaksin terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas produksi Bio Farma mencapai 3,2 miliar, yang meliputi 14 jenis vaksin yang sudah diekspor ke lebih dari 150 negara.

Dia menjelaskan, tujuan transformasi holding farmasi salah satunya untuk menyediakan produk dan layanan kesehatan berkualitas tinggi yang terintegrasi, terjangkau, dan fokus pada pelanggan.
 
Dalam Presidensi G20, Indonesia juga telah menetapkan sektor kesehatan sebagai salah satu fokus utama yang akan dibahas. Erick menilai persoalan pemerataan vaksin hingga transfer teknologi harus menjadi prioritas dalam mengatasi persoalan sektor kesehatan, yakni kala pandemi terjadi.
 
Menurut Erick, sektor kesehatan memiliki dampak besar dalam sektor lain seperti ekonomi, pendidikan, hingga sosial. Oleh karena itu, pihaknya pun menjadikan kesehatan sebagai satu bagian dalam ekosistem ekonomi, pendidikan, hingga teknologi yang sedang dibangun BUMN.
 
"Karena ketika kita bicara tentang kesehatan, kita tidak hanya bicara tentang kegiatan kesehatan semata, tapi kita juga bicara tentang ekonomi, pendidikan, sosial, dan lain-lain," jelasnya.
 
Sebelumnya, WHO berencana untuk mendirikan pusat pelatihan untuk melatih negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah untuk memproduksi vaksin mRNA. Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan hal ini bertujuan untuk memupus kesenjangan lokasi produksi yang selama ini terpusat di negara-negara berpendapatan tinggi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan