|
Baca juga: RI Berguru ke UEA Perbesar Kapasitas SWF INA
|
Laporan ini menegaskan mandat ganda INA untuk membangun kesejahteraan bagi generasi mendatang serta berkontribusi pada pembangunan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan.
Laporan ini menekankan efektivitas intervensi investasi jangka panjang yang dijalankan oleh INA bersama para mitra global, serta menggambarkan bagaimana kemitraan tersebut menciptakan efek catalytic (efek pemicu perubahan) dengan dampak lebih luas dari sekadar imbal hasil investasi.
Dirancang untuk memberikan penilaian yang terstruktur dan mendalam atas investasi jangka panjang INA, studi ini mengukur kontribusi di bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan, sekaligus memberikan wawasan strategis untuk memperkuat tata kelola dan memastikan keberlanjutan dampak dari kemitraan tersebut.
Pada proyek Jalan Tol Bakauheni–Terbanggi Besar, INA bermitra dengan anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Abu Dhabi Investment Authority (ADIA) dan APG Asset Management (APG) untuk memastikan keberlanjutan jangka panjang proyek, sekaligus mendukung Hutama Karya, pengembang awal proyek, untuk mengimplementasikan prioritas pembangunan nasional lainnya.
Sementara itu, pada proyek Belawan New Container Terminal (BNCT), INA bermitra dengan DP World dan Pelindo untuk meningkatkan kinerja operasional dan mentransformasi Belawan menjadi gerbang perdagangan internasional yang lebih kompetitif.
Melalui kedua proyek tersebut, kolaborasi ini menghadirkan modal jangka panjang, keahlian global, serta penerapan standar tata kelola yang kuat, yang dapat semakin memperkuat kepercayaan terhadap ekosistem investasi Indonesia, dan menghasilkan manfaat ekonomi dan sosial yang lebih luas.
Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh LPEM UI, laporan ini memberikan gambaran mendalam mengenai kepentingan strategis dan signifikansi ekonomi dari aset-aset tersebut.
Studi ini menganalisis potensi kontribusi makroekonomi, implikasi fiskal, serta dampaknya terhadap kinerja keuangan badan usaha milik negara dan juga hasil mikroekonomi bagi pelaku usaha lokal dan rumah tangga.
Laporan ini juga mempertimbangkan aspek kelayakan ekonomi, value-for-money, serta keselarasan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Secara keseluruhan, berbagai dimensi ini memberikan gambaran komprehensif tentang bagaimana kemitraan investasi jangka panjang yang kolaboratif berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan pembangunan inklusif di Indonesia.
Jalan Tol Bakauheni–Terbanggi Besar (BTB) sepanjang 141 kilometer merupakan ruas pertama yang beroperasi dari proyek Jalan Tol Trans-Sumatra (JTTS) sekaligus ruas tol terpanjang kedua di Indonesia. Menghubungkan Pelabuhan Bakauheni, gerbang utama antara Sumatra dan Jawa, dengan Lampung Tengah, BTB berperan penting dalam mendorong konektivitas antar wilayah dan meningkatkan efisiensi logistik di seluruh Sumatra.
Berdasarkan analisis LPEM UI yang mencakup periode konstruksi dan operasional proyek (2015–2067), BTB diproyeksikan memberikan kontribusi sekitar Rp400 triliun terhadap PDB Indonesia serta mendukung sekitar 20.000 lapangan kerja setiap tahun selama masa konsesinya. Proyek ini menunjukkan Rasio Manfaat-Biaya Ekonomi atau Economic Benefit-Cost Ratio (EBCR) sebesar 2,59, setara dengan IDR2,59 nilai ekonomi yang diciptakan untuk setiap IDR1 yang diinvestasikan, sehingga menegaskan nilai jangka panjang proyek ini bagi perekonomian nasional.
Di luar kontribusi makroekonominya, laporan ini juga menyoroti dampak sosial ekonomi dan lingkungan yang lebih luas dari keberadaan jalan tol tersebut. BTB berhasil mengurangi waktu tempuh antara Bakauheni dan Bandar Lampung dari sekitar lima jam menjadi hanya dua jam, yang berpotensi menghasilkan penghematan biaya total lebih dari Rp 170 triliun serta berkontribusi pada penurunan biaya logistik nasional.
Dari aspek sosial, BTB turut mendorong peningkatan pendapatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta memperluas akses masyarakat terhadap layanan publik. Sementara itu, dari aspek lingkungan, proyek ini diperkirakan dapat mengurangi emisi CO₂ sebesar sekitar 1,6 juta ton, dan meningkatkan tata kelola keselamatan jalan melalui penerapan sistem pemantauan keamanan berbasis teknologi.
Sementara itu, BNCT yang berlokasi di sepanjang Selat Malaka, salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia yang menghubungkan Asia, Timur Tengah, Eropa, dan Afrika, memegang peranan penting dalam memperkuat konektivitas perdagangan internasional Indonesia.
Terminal ini tengah dikembangkan menjadi pelabuhan internasional modern yang bertujuan untuk mengurangi ketergantungan terhadap pelabuhan transshipment regional melalui penerapan layanan direct call.
Tujuan operasional utamanya adalah meningkatkan kapasitas dari 600 ribu TEUs (twenty-foot equivalent units) menjadi 1,4 juta TEUs, dengan dukungan jaringan, pengetahuan teknologi, dan keahlian operasional dari DP World, sehingga menempatkan BNCT sebagai pendorong utama efisiensi logistik dan daya saing Indonesia dalam perdagangan global.
Dorong Nilai Tambah
Berdasarkan analisis LPEM UI yang mencakup periode konstruksi dan operasional proyek dari tahun 2016 hingga 2072, BNCT diperkirakan akan menciptakan nilai tambah sekitar Rp82 triliun terhadap perekonomian Indonesia serta menciptakan sekitar 4.400 lapangan kerja setiap tahun di seluruh Indonesia.Proyek ini juga diperkirakan untuk menciptakan pendapatan fiskal sebesar Rp15 triliun dan menunjukkan EBCR sebesar 1,9, yang berarti setiap Rp1 investasi menghasilkan nilai ekonomi sebesar Rp1,9. Selama masa konsesi, studi ini memperkirakan total penghematan biaya sekitar Rp60 triliun, terdiri atas Rp20 triliun dari efisiensi waktu melalui penerapan layanan direct call dan Rp40 triliun dari penurunan biaya penanganan terminal.
Di luar kinerja ekonominya, revitalisasi BNCT turut mendorong peningkatan pendapatan UMKM, memperluas akses terhadap kebutuhan pokok, serta berkontribusi pada penurunan emisi CO₂ hingga sekitar 3,4 juta ton melalui rute pelayaran yang lebih singkat dan peningkatan efisiensi operasional.
Ketua Dewan Direktur INA, Ridha Wirakusumah, menyampaikan, laporan ini mencerminkan bagaimana kemitraan investasi strategis jangka panjang dapat mengubah modal menjadi nilai ekonomi dan sosial yang berkelanjutan.
Bagi INA, temuan ini menegaskan pentingnya kemitraan yang dibangun atas dasar kepercayaan, transparansi, dan tujuan bersama. Peran kami adalah menjembatani potensi besar Indonesia dengan modal dan keahlian global, memastikan bahwa manfaat pertumbuhan dapat terukur sekaligus berkelanjutan bagi generasi mendatang.”
Jahen F. Rezki, Wakil Direktur Riset LPEM FEB UI, menyampaikan, laporan ini sangat penting karena memberikan wawasan berbasis data mengenai dampak potensial dari kemitraan investasi jangka panjang INA terhadap pembangunan sosial dan ekonomi Indonesia.
Laporan ini juga menyoroti manfaat lingkungan yang signifikan dari proyek tersebut serta menekankan peran pentingnya dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Peluncuran laporan ini menandai langkah penting dalam membangun kerangka kerja yang terstruktur untuk mengevaluasi dampak sosial ekonomi dari portofolio investasi INA. Selain itu juga memastikan bahwa investasi jangka panjang tidak hanya menciptakan nilai finansial, tetapi juga memberikan manfaat yang lebih luas dalam mendorong pertumbuhan inklusif dan keberlanjutan lingkungan. Metodologi yang dikembangkan bersama LPEM UI ini akan menjadi dasar bagi penilaian dampak di sektor-sektor prioritas INA pada masa mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id