Ilustrasi transisi energi. Foto: Medcom.id
Ilustrasi transisi energi. Foto: Medcom.id

MENTARI: Jejak Kemitraan Inggris-Indonesia untuk Energi Bersih

Annisa ayu artanti • 03 Juli 2025 18:14
Jakarta: Program MENTARI (Menuju Transisi Energi Rendah Karbon Indonesia), kolaborasi antara Pemerintah Inggris dan Indonesia, resmi menandai pencapaian lima tahun kiprahnya dalam mendorong transisi energi bersih di Tanah Air.
 
Melalui acara MENTARI Day yang digelar di Jakarta pada 3 Juli 2025, program ini merayakan pencapaian tahap pertamanya, sekaligus menegaskan komitmen keberlanjutan kerja sama menuju masa depan energi rendah emisi.

MENTARI Day: Selebrasi, pameran, dan serah terima

MENTARI Day tak hanya menjadi ajang refleksi, tetapi juga penyerahan simbolis hasil-hasil kinerja program dari Kedutaan Besar Inggris kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Termasuk di dalamnya adalah pameran interaktif tentang proyek-proyek unggulan, model pembiayaan, serta solusi energi ramah lingkungan.
 
Serah terima ini menandai langkah strategis ke depan bahwa keberhasilan MENTARI akan terus menjadi referensi dalam transisi energi berkeadilan di Indonesia.

Dari Sumba ke Sumatera Barat

Diluncurkan pada tahun 2020 saat pandemi covid-19 melanda, MENTARI menunjukkan progres pesat lewat berbagai inisiatif berdampak nyata.

Pertama, MENTARI mendorong revisi TKDN energi terbarukan. Salah satu terobosan terbesar adalah kajian Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk sektor energi terbarukan. Kajian ini mendorong pendekatan bertahap dalam revisi kebijakan TKDN, sambil memberikan dukungan finansial dan insentif kepada pelaku industri lokal.
 
Langkah ini membuka jalan bagi penguatan ekosistem manufaktur panel surya dan baterai dalam negeri.
 
Kedua, skema inovatif Viability Gap Fund (VGF). Melalui kerja sama dengan PT SMI, MENTARI memberikan hibah Rp21 miliar untuk tiga proyek pembangkit listrik tenaga air di Lombok, Bali, dan Sumatera Barat dengan total kapasitas 7,1 MW. Hibah ini memicu investasi hingga Rp210 miliar dan jadi contoh sukses pembiayaan publik-swasta.
 
Ketiga, listrik untuk desa. MENTARI juga membangun jaringan listrik tenaga surya berkapasitas 95 kWp di Mata Redi dan Mata Woga, Sumba Tengah. Hasilnya, sebanyak 238 rumah tangga dan 16 usaha mikro kini menikmati listrik yang sebelumnya tak tersedia.
 
Kini, toko bisa buka lebih lama, klinik bisa menyimpan vaksin dan obat dalam lemari pendingin, dan anak-anak bisa belajar dengan penerangan malam hari.

Kolaborasi strategis untuk fase berikutnya

Wakil Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Matthew Downing, menegaskan pentingnya kerja sama dua negara untuk masa depan energi yang lebih hijau.
 
“Selama lima tahun terakhir, MENTARI telah menjadi program unggulan yang memperkuat kerja sama antara Inggris dan Indonesia di sektor energi rendah karbon... Bersama-sama, kita dapat mendorong energi terbarukan guna menjaga target nol bersih kita tetap tercapai,” kata Matthew dalam keterangan tertulis, Kamis, 3 Juli 2025.
 
Sementara itu, Sekjen Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, menyampaikan hasil MENTARI akan dimanfaatkan untuk mempercepat elektrifikasi pedesaan, khususnya di kawasan Timur Indonesia.
 
“Kita bisa bekerja sama dan terus bekerja sama untuk supaya maju secara bersama mendapatkan manfaatnya juga secara bersama,” ujar Dadan.

Bisa direplikasi ke lebih banyak desa

Dirjen Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDTT), Samsul Widodo juga menyoroti dampak langsung MENTARI bagi daerah 3T.
 
“Proyek-proyek MENTARI di lapangan telah menghadirkan energi berkelanjutan bagi masyarakat yang sebelumnya belum terjangkau listrik, dan hal ini bisa direplikasi di lebih banyak desa di Indonesia,” tegasnya.
 
Dengan capaian nyata dan dukungan penuh dari dua negara, fase lanjutan program MENTARI kini sedang dirancang sebagai bagian dari Kemitraan Strategis Inggris–Indonesia yang telah disepakati oleh PM Keir Starmer dan Presiden Prabowo Subianto.
 
Fokusnya tetap sama yaitu menjembatani transisi energi yang adil, inklusif, dan ramah lingkungan untuk masa depan Indonesia yang lebih berkelanjutan.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan