Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita. Foto: Biro Humas Kemenperin.
Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita. Foto: Biro Humas Kemenperin.

PMI Manufaktur Ekspansif 32 Bulan Beruntun, Menperin: Cuma Indonesia dan India yang Bisa!

Antara • 02 Mei 2024 13:17
Jakarta: Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur Indonesia berada di level ekspansif selama 32 bulan berturut-turut.
 
Angka itu didapat Menperin dari rilis PMI manufaktur yang dikeluarkan oleh S&P Global Indonesia yang menyatakan nilai tingkat pembelian manufaktur di Tanah Air pada April 2024 di level 52,9 poin.
 
"PMI manufaktur Indonesia pada April turun tapi masih dalam angka yang sehat, masih dalam angka yang sangat solid yaitu 52,9 poin," kata Agus dalam acara business matching IKM pangan dan furnitur di Jakarta, Kamis, 2 Mei 2024.

Agus mengatakan, nilai PMI yang ekspansif dan berkelanjutan selama 32 bulan beruntun itu merupakan sebuah capaian yang tak semua negara di dunia bisa mewujudkannya. "Hanya ada dua negara di dunia yang bisa mencatat ekspansi 32 bulan berturut-turut yaitu India dan Indonesia," ujar Agus.
 
Dirinya menjelaskan penurunan yang terjadi pada indeks pembelian manufaktur itu akibat adanya masa libur panjang selama 10 hari saat periode Lebaran.
 
Apabila dibandingkan dengan negara kompetitor seperti Thailand, Malaysia, Jepang, dan Korea Selatan yang mencatat PMI manufakturnya kontraksi di bawah 50, indeks yang diperoleh Indonesia menjadi bukti konsistensi dalam menjaga keberlangsungan industri manufaktur.
 
Baca juga: Jangan Setengah-setengah! Insentif Harus Jelas Biar Industri Manufaktur Bergairah
 

Tertinggi dalam 2,5 tahun terakhir


Sebelumnya, Agus mengatakan purchasing manager's index (PMI) manufaktur Indonesia pada Maret 2024 berada di level tertinggi selama 2,5 tahun.
 
Indeks tersebut didapat dari laporan S&P Global yang mencatat PMI Manufaktur pada Maret berada di level 54,2 atau naik 1,5 poin dibanding capaian Februari 2024 yang menyentuh angka 52,7.
 
Ia menyampaikan kinerja PMI manufaktur Indonesia pada Maret 2024 lebih baik dibandingkan PMI manufaktur negara-negara lain yang masih berada di fase kontraksi, seperti Malaysia (48,4), Thailand (49,1), Vietnam (49,9), Jepang (48,2), Korea Selatan (49,3), Jerman (41,6), Prancis (45,8), serta Inggris (49,9).
 
Agus mengungkapkan, untuk terus menaikkan nilai ekonomi, dan meningkatkan performa sektor manufaktur, diperlukan dukungan kebijakan yang strategis seperti pemberlakuan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) di semua sektor industri.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan