"2024 ini adalah tahun optimis. Kita sambut dengan optimis. Untuk ketersediaan pangan tahun ini, kita optimis dapat semakin baik," kata Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Rabu, 10 Januari 2024.
Arief menambahkan, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah menetapkan plafon pinjaman yang dapat diberikan subsidi bunga, berupa pinjaman yang mencapai sebesar Rp28,7 triliun. Dalam rangka CPP, pinjaman pemerintah itu murah karena diberikan subsidi bunga.
Arief menjelaskan sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), BUMN Pangan ditugaskan untuk dapat berperan sebagai standby buyer dan offtaker terhadap produksi nasional. Sehingga, Perum Bulog dan ID Food diberikan subsidi bunga dan penjaminan pinjaman dalam penguatan CPP tahun ini.
"Dengan adanya kebijakan pembiayaan seperti ini kepada BUMN Pangan, kita ingin agar sedulur petani bisa tenang dan fokus untuk tingkatkan produksi dalam negeri, karena nanti hasilnya kita serap dengan harga yang baik. CPP yang kuat tentu kita perlukan dalam pelaksanaan berbagai program pemerintah," ucap dia.
Baca juga: Pemerintah Rogoh Rp28,7 Triliun Buat Isi Stok Cadangan Pangan |
Bunga pinjaman tak lebih dari 4,5%
Kemenkeu melalui warkatnya telah mengatur besaran subsidi bunga dalam rangka penyelenggaraan CPP. Kisaran besaran subsidi bunga pinjaman yang ditetapkan antara 3,0 persen sampai 4,5 persen yang diberikan melalui dua skema, yakni skema dengan penjaminan dari pemerintah dan skema tanpa penjaminan.
"BUMN pangan dapat menjalin kerja sama dengan Himbara (Himpunan Bank Milik Negara), Asbanda (Asosiasi Bank Pembangunan Daerah), dan juga bank swasta. Nantinya subsidi bunga pinjaman tersebut diterapkan baik melalui skema penjaminan dari pemerintah atau tanpa penjaminan," tutur dia.
Arief menjelaskan terdapat 13 jenis komoditas pangan yang dikelola sebagai CPP sesuai dengan amanat Peraturan Presiden (Perpres) 125 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan CPP. Ke-13 jenis komoditas dimaksud antara lain beras, jagung, kedelai, daging sapi, daging kerbau, daging ayam, telur ayam, gula konsumsi, minyak goreng, bawang merah, bawang putih, cabai, dan ikan kembung.
Ia menegaskan Bapanas melalui Bulog terus mengutamakan pengadaan dari dalam negeri untuk CPP. Jika tidak mencukupi, pengadaan CPP dari luar negeri dapat dilakukan namun harus tetap tetap menjaga kepentingan produsen dan konsumen dalam negeri.
"Dalam pengadaan CPP 2024 kami tekankan bahwa nomor satu itu harus mengutamakan produksi dari dalam negeri, sehingga hasil panen sedulur petani dapat terserap dengan baik. Kami mendukung sepenuhnya kementerian teknis untuk meningkatkan produksi pangan agar target pengadaan CPP tahun ini dapat kita penuhi," terang Arief.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News