baca juga: Hasil Tangkapan Melimpah, Harga Ikan di Aceh Turun Drastis |
Trenggono menyampaikan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah melakukan revitalisasi tambak udang windu menjadi modeling budi daya ikan nila salin seluas 80 ha di kawasan Karawang, Jawa Barat, yang risetnya telah dilakukan sejak 2021.
"Mudah-mudahan kita punya potensi 78 ribu hektare di Pantura, untuk kemudian apabila dikerjakan maka kita akan mampu memproduksi (ikan nila salin) kurang lebih sekitar empat juta ton satu siklus," ujar Trenggono, dilansir Antara, Rabu, 8 Mei 2024.
Trenggono menyebut budi daya ikan nila salin memiliki potensi pasar yang sangat besar. Hal ini tidak hanya berlaku untuk wilayah domestik, tetapi juga internasional.
Berdasarkan data KKP, potensi pasar global ikan nila untuk 2024 sebesar USD14,46 miliar, sedangkan proyeksi untuk 2034 bisa mencapai USD23,02 miliar.
Negara tujuan ekspor ikan nila terbesar
Pada 2023, beberapa negara tujuan ekspor ikan nila terbesar antara lain Amerika Serikat sebesar USD849 juta, Meksiko USD152 juta, Uni Eropa USD130 juta, Timur Tengah USD128 juta, dan Pantai Gading USD73 juta.Lebih lanjut, Trenggono mengatakan Pemerintah menargetkan untuk memiliki satu komoditas unggulan untuk dikembangkan pada tambak-tambak tak terpakai di wilayah Pantura. Ikan nila salin pun dinilai sangat cocok karena tahan dari berbagai macam penyakit hewan.
"Kita targetkan supaya punya satu komoditi, satu yang jumlahnya signifikan dan valuable, yang paling penting nilainya cukup. Jadi jangan industrinya kecil-kecil, begitu ada permintaan tinggi, enggak standar (kualitas berbeda), itu yang terjadi di kita, kita minta ubah mindset-nya," kata Trenggono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News