Infobesitas itu tak terkecuali di dunia pendidikan. Ancaman seriusnya adalah banjir hoaks, berita palsu yang mesti disetop sebagai tantangan bersama.
"Untuk menangkal hoaks di dunia pendidikan, guru, siswa, dan orangtua mesti bekerja sama. Saling berkolaborasi lebih sebagai satu sinergi teman diskusi saat menghadapi hoaks di ruang belajar mengajar. Guru dan siswa mesti bijak dan kritis untuk tidak langsung mempercayai suatu informasi," ucap trainer public speaking Sonny Tulung, dikutip dari keterangan tertulis, Selasa, 19 Maret 2024.
Sonny menyampaikan hal tersebut saat tampil dalam webinar literasi digital yang dihelat Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk siswa dan guru sekolah menengah pertama di Kabupaten Bima.
Sonny menambahkan, dengan pendampingan guru, siswa mesti belajar untuk bertindak bijak. Antara lain dengan selalu melakukan cek dan ricek, menelusuri kebenaran berita.
"Kalau ternyata ditemukan data dan info yang tidak valid, tidak perlu disebar. Setop di jarimu. Dengan begitu, arus penyebaran hoaks bisa dihentikan. Lalu, banjiri dengan berita pendidikan yang positif dan bertanggung jawab," urai Sonny.
Baca juga: Kemampuan Literasi dan Etika Digital Jadi Kunci Sukses Belajar Online |
Lawan hoaks dengan sikap kritis
Sementara CEO Berdigital.com A.M. Bayhaqi mengatakan, sudah saatnya kita tidak hanya melawan hoaks dengan sikap kritis. Kini, saatnya terus melawan hoaks, terlebih di ruang pendidikan, dengan memproduksi konten pendidikan yang positif untuk membuat ruang hoaks makin terpojok.
"Tetapi, jangan lupa, saat memproduksinya kita mesti taat netiket. Hargai hak cipta dan karya orang lain dalam literasi dengan selalu mencantumkan sumbernya secara akurat," kata Bayhaqi.
Dengan cara itu, lanjut Bayhaqi, tidak hanya membuat konten dihargai warganet, tapi menjaga jejak digital agar selalu positif dan terjaga demi masa depan karier.
"Jangan asal comot materi tanpa sikap tanggung jawab. Kalau sejak sekolah dilatih, kita akan mencetak siswa yang biasa bijak dan bertanggung jawab saat berkembang maju di ruang digital," tutur dia.
Hal lain yang perlu dipahami, sambung Danin Sibilo, narasumber berikutnya, biasakan untuk jangan mudah terkecoh, apalagi langsung men-sharing beragam berita viral.
Selain itu, lanjut Danin, biasakan kritis pada URL link media yang mengabarkannya. Kalau ternyata medianya dirasa abal-abal atau palsu, misalnya mirip nama media ternama, jangan diteruskan. Selalu bijak dan kritis dengan mensetop di jarimu.
"Jangan ragu mendiskusikan dengan teman dan guru di kelas. Kemudian, selalu bikin pertanyaan atau pernyataan atas suatu berita. Kalau sumbernya tidak jelas, ngapain disebar? Setop dan lupakan," ucap Danin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News