Ilustrasi baterai mobil listrik. Foto: Honda
Ilustrasi baterai mobil listrik. Foto: Honda

Indonesia Miliki Pabrik Baterai Kendaraan Listrik Terbesar se ASEAN

Antara • 03 Juli 2024 13:29
Jakarta: Indonesia resmi miliki pabrik baterai litium dan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) terbesar di Asia Tenggara (ASEAN) yang mampu memproduksi mobil EV sebanyak 50 ribu unit per tahun. Pabrik hasil kerja sama antara Indonesia dan Korea Selatan ini digadang bisa mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM) sebanyak 45 juta liter ton per tahun.
 
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan peresmian ekosistem baterai litium dan kendaraan listrik milik Hyundai-LG Indonesia (HLI) Green Power di Karawang, Jawa Barat, merupakan wujud komitmen pemerintah Indonesia untuk mencapai nol emisi karbon (net zero emissions/NZE) pada 2060.
 
"Pembentukan ekosistem baterai litium dan industri kendaraan listrik ini tidak hanya menempatkan Indonesia sebagai pemimpin di kawasan ini, tetapi juga menggarisbawahi dedikasi kita untuk mengurangi emisi karbon," kata Luhut saat peresmian pabrik ekosistem baterai litium dan kendaraan listrik HLI Green Power di Karawang, dilansir Antara, Rabu, 3 Juli 2024.
 
Luhut mengatakan penggunaan baterai kendaraan listrik produksi ekosistem ini memiliki tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang lebih tinggi mencapai 80 persen.
 
"Ini merupakan langkah awal untuk mendorong peningkatan nilai tambah dari industri dalam negeri," katanya.
 
Baca juga: Indonesia Memulai Jadi Pemain Global Ekosistem Kendaraan Listrik, Pede Betul!

Kerja sama semakin ekspansif

Di sisi lain Menteri Perdagangan, Industri, dan Energi Korea Selatan Inkyo Cheong menyampaikan peresmian pabrik ekosistem baterai dan kendaraan listrik tersebut merupakan penanda semakin ekspansifnya kerja sama yang dilakukan oleh kedua negara.
 
Pihaknya mencatat sudah ada 2.000 perusahaan Korea Selatan termasuk HLI yang sudah bekerja sama guna mewujudkan dekarbonisasi secara global dari berbagai sektor, seperti elektronik, baja, dan petrokimia.
 
"Saya berharap kedua negara akan terus memperluas kerja sama yang berorientasi masa depan di berbagai bidang seperti kendaraan listrik, energi, dan infrastruktur," kata dia.
 
Merujuk Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) nilai investasi ekosistem baterai listrik terintegrasi mulai hulu hingga hilir (end to end) tersebut mencapai USD9,8 miliar atau Rp142 triliun, dengan realisasi investasi mencapai USD4,46 miliar atau Rp71,36 triliun.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan