Serah terima mobil pengering jagung (mobile corn dryer) dilakukan secara simbolis oleh ITB kepada PT CPI, bersamaan dengan diserahkannya hasil uji coba dan manual book. Serah terima diwakilkan oleh Dr Ir Toto Hardianto DEA dari ITB kepada VP Enginering & Teknologi PT CPI Emier Shandy di ITB, Jalan Ganesha, Bandung, Senin, 4 Oktober 2021.
Dalam acara serah terima juga hadir para dosen yang melakukan rekayasa teknologi terhadap mobil pengering jagung versi 2.6.
Pengembangan mobil pengering jagung ini merupakan tindak lanjut dari ditandatanganinya nota kesepahaman antara PT CPI dan ITB pada tanggal 17 Desember 2019, yang dilakukan oleh Presiden Komisaris PT CPI T. Hadi Gunawan dan Rektor ITB Kadarsyah Suryadi.
"Salah satu tujuan PT CPI bekerja sama dengan ITB adalah untuk menemukan inovasi-inovasi terbaru agar dapat membuat mobil pengering jagung yang bermanfaat dan dapat meningkatkan kesejahteraan petani jagung Indonesia," ucap Presiden Komisaris PT CPI T. Hadi Gunawan.
Rektor ITB dan jajarannya menyambut hal tersebut dan menyadari kolaborasi antara industri dan kampus sangat diperlukan dalam berbagai pengembangan terutama dalam hal teknologi, sehingga hasil penelitian kampus dapat dilihat hasilnya secara nyata.
"Sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, ITB sebagai salah satu kampus terkemuka di Indonesia, telah banyak mencetak mahasiswa/i yang menjadi kader perubahan di masyarakat dan telah banyak menghasilkan inovasi yang dapat dirasakan dengan nyata oleh masyarakat Indonesia sebagai wujud Tri Dharma ke-2, yaitu Penelitian dan Pengembangan," kata Rektor ITB Kadarsyah Suryadi.
Mobil Pengering Jagung versi 2.6 hasil penelitian dan pengembangan dari Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD), Sekolah Teknik Elektro Dan Informatika (STEI), ini merupakan salah satu contoh nyata yang dapat langsung dirasakan manfaatnnya oleh petani jagung.
Mobil pengering jagung versi 2.6 mempunyai keunggulan sebagai berikut:
1. Memiliki sensor kadar air dan suhu yang memungkinkan pengoperasian otomatis.
2. Memiliki fasilitas timbangan untuk mengukur jumlah total atau debit jagung masuk.
3. Dilengkapi fitur Heat Reclaimer, yaitu pemanfaatan udara sisa pendinginan yang bersuhu tinggi sebagai udara sekunder pembakaran.
4. Berkapasitas lebih besar dibandingkan versi sebelumnya, yaitu dari 1 ton/jam menjadi 1,5 ton/jam.
5. Konsumsi bahan bakar lebih rendah dibandingkan versi sebelumnya, yaitu dari 1,7 liter/persen/ton menjadi 1,2 liter/persen/ton.
6. Pencatatan dan penyimpanan data operasional dengan sistem database memudahkan proses analisa dan pelaporan.
Selama ini petani jagung merasakan kesulitan dalam penanganan pascapanen. Petani jagung selalu mengandalkan panas matahari sebagai pengering atau jika memungkinkan mereka harus membawa ke gudang tempat pengeringan jagung komersial. Hal itu membuat petani kerap terpaksa menjual jagung dalam keadaan basah. Kondisi ini membuat harga yang diterima petani tidak optimal.
Dengan berbagai keunggulan mobil pengering jagung hasil rekayasa teknologi ini, PT CPI sebagai konseptor dan pelaksana di lapangan dari mobil pengering jagung berharap dapat memberikan nilai lebih kepada para petani jagung, yang juga merupakan mitra PT CPI dalam menyuplai bahan baku utama pakan ternak unggas.
"Diharapkan kolaborasi antara ITB & PT CPI dapat memberikan kontribusi bagi pertanian jagung dan peternakan unggas di Indonesia," kata Rektor ITB Kadarsyah Suryadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News