UKM itu adalah PT Agro Global Sentosa dari Makassar, Sulawesi Selatan serta PT Mahaquinn Energi Indonesia dan PT Taiba Cococha Indonesia dari Bogor, Jawa Barat.
Kepala Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI) Heryono Hadi Prasetyo memimpin pelepasan ekspor perdana ketiga perusahaan tersebut secara hybrid.
"Meskipun pandemi covid-19 belum usai, tetapi jumlah pelaku ekspor kita justru kian bertambah. Semoga, kegiatan ini menginspirasi pelaku usaha lain di seluruh Indonesia untuk turut mempercepat pemulihan ekonomi nasional," kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi lewat keterangannya di Jakarta, Selasa, 19 Oktober 2021.
Didi mengungkapkan Kementerian Perdagangan akan terus berupaya mendorong usaha kecil dan menengah (UKM) Indonesia untuk dapat tembus ke pasar global. Para pelaku usaha harus dapat memanfaatkan peluang dengan sebaik-baiknya.
Selain itu, para pelaku usaha juga harus memperhatikan kondisi perekonomian pasar tujuan ekspor yang menjadi salah satu faktor penting keberhasilan untuk menembus pasar ekspor.
PT Agro Global Sentosa dari Makassar melakukan ekspor cengkeh lalpari ke pasar Singapura dengan nilai transaksi 90 ribu dolar AS.
Sementara itu, PT Mahaquinn Energi Indonesia dari Bogor melakukan ekspor produk briket arang batok kelapa sebanyak satu kontainer ke Yordania hari ini dan satu kontainer lagi di akhir Oktober nanti. Nilai transaksi ekspor tersebut diperkirakan mencapai 60 ribu dolar AS.
PT Taiba Cococha Indonesia asal Bogor juga mengekspor produk briket arang batok kelapa sebanyak dua kontainer untuk tujuan pasar Arab Saudi dengan nilai transaksi 60 ribu dolar AS.
"Pasar tujuan pada pelepasan ekspor hari ini adalah Singapura, Yordania, dan Arab Saudi. Ketiganya merupakan pasar bagi produk-produk Indonesia dengan permintaan yang cukup besar. Yordania adalah pasar nontradisional di kawasan Timur Tengah yang terus kita dorong untuk dapat ditingkatkan ekspornya," jelas Didi.
Kepala Balai Besar PPEI Heryono Hadi Prasetyo menambahkan, ECP merupakan kegiatan pembinaan UKM berorientasi ekspor selama satu tahun.
Program ini telah dilaksanakan sejak 2010 oleh Balai Besar PPEI. Lingkup ECP mencakup peningkatan kualitas produk, kesiapan proses ekspor, pemasaran dan pencarian calon pembeli potensial, perbaikan manajemen produksi, daya saing produk, desain dan kemasan produk untuk tujuan ekspor, serta pengembangan tim ekspor.
Kementerian Perdagangan bekerja sama dengan Dinas Perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan untuk pelaksanaan program ECP di wilayah Sulawesi Selatan. Program ECP di wilayah Sulawesi Selatan baru mencapai tahap keempat, yaitu pendampingan produk.
Sementara itu, program ECP di wilayah Jakarta dan Bodetabek diselenggarakan atas kerja sama Kementerian Perdagangan dengan kantor perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta. Program ECP di Jakarta dan Bodetabek sudah memasuki tahap kelima yaitu penjajakan bisnis (business matching).
"Meskipun program ECP di wilayah Sulawesi Selatan dan Jabodetabek baru mencapai tahap keempat dan kelima, namun para pelaku usaha sudah berhasil melakukan ekspor. Hal ini sangat membanggakan. Kita lihat para peserta ECP cukup jeli melihat peluang pasar dan mampu menerapkan pengetahuan yang diberikan oleh para pelatih PPEI," kata Heryono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News