Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan, untuk rata-rata harga Gabah Kering Giling (GKG) di tingkat petani sebesar Rp5.320 per kg atau naik 0,03 persen. Sementara untuk GKG di tingkat penggilingan sebesar Rp5.431 per kg atau turun 0,01 persen.
Selain itu, harga gabah luar kualitas di tingkat petani sebesar Rp4.340 per kg atau turun 3,08 persen. Sedangkan di tingkat penggilingan sebesar Rp4.447 per kg atau turun 2,95 persen.
"Ada dua alasan kenapa harga GKP mengalami penurunan. Pertama, karena pasokan gabah mulai meningkat. Kita lihat beberapa wilayah di Indonesia sudah memasuki masa musim panen, dan panen raya akan jatuh di bulan Maret dan April," ujar Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Senin, 1 Maret 2021.
Suhariyanto menilai bahwa total jumlah observasi gabah yang dilakukan BPS juga mengalami kenaikan, karena banyaknya pasokan gabah seiring dengan panen di beberapa wilayah.
Alasan kedua, sebutnya, karena curah hujan yang tinggi. Kondisi ini menyebabkan penurunan pada kualitas gabah karena rata-rata kadar air gabah pada Februari 2021 menjadi 19,17 persen, lebih tinggi dibandingkan kadar air gabah pada Januari 2021 yang sebesar 17,56 persen.
"Jadi karena pasokan mulai banyak, karena beberapa wilayah mulai panen dan juga karena ada penurunan kualitas gabah dan curah hujan yang tinggi, itu menyebabkan GKP itu mengalami penurunan dibandingkan bulan lalu dan tahun lalu," papar dia.
Dibandingkan Februari 2020, rata-rata harga gabah pada Februari 2021 di tingkat petani untuk kualitas GKP, GKG, dan gabah luar kualitas masing-masing turun sebesar 8,08 persen; 8,70 persen; dan 9,08 persen. Di tingkat penggilingan, rata-rata harga pada Februari 2021 dibandingkan dengan Februari 2020 untuk kualitas GKP, GKG, dan gabah luar kualitas masing-masing turun sebesar 7,82 persen; 8,62 persen; dan 8,92 persen.
"Pergerakan harga gabah di tingkat penggilingan hampir sama dengan harga gabah di tingkat petani di mana untuk GKP turun secara bulanan maupun tahunan. Untuk GKG secara bulanan hampir sama, sementara secara tahunannya mengalami penurunan 8,62 persen," ungkapnya.
Terkait hal ini, Suhariyanto menekankan bahwa harga gabah berbeda-beda setiap provinsi. "Jadi ini rata-rata nasional, pergerakan GKP maupun GKG sangat tergantung pada kondisi di provinsi masing-masing," pungkas Suhariyanto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News