Salah satu daerah penghasil biji kopi berkualitas tinggi ialah Larantuka, ibu kota Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Desa Leraboleng di Larantuka merupakan penghasil kopi robusta khas Flores Timur yang dikenal dengan nama kopi Leworook.
Kopi Leworook merupakan industri rumahan yang menjadi andalan pendapatan petani di desa ini. Seluruh proses mulai dari pemisahan biji kopi, roasting, hingga penggilingan dilakukan secara tradisional menggunakan tangan.
Sejak 2015, kopi Leworook dikemas lebih modern oleh Kelompok Unit Usaha Kopi Leworook Lestari yang dibentuk oleh Yosef Lawe Oyan. Upaya pengemasan tersebut berhasil meningkatkan nilai ekonomi kopi yang juga menunjang pendapatan petani.
Sebelumnya, petani hanya memeroleh Rp4 juta dari hasil menjual biji kopi per hektare. Sekarang, melalui Kelompok Unit Usaha Kopi Leworook Lestari, penghasilan petani mencapai Rp30 juta per hektare, atau 10 kali lipat daripada penghasilan sebelumnya.
"Produk kita sudah masuk di program Bangga Buatan Indonesia dari Kementerian Perindustrian. Kopi Leworook satu-satunya UKM dari Flores Timur," ucap Yosef Lawe Oyan, pada program BAKTI untuk Negeri, di Metro TV.
Satu hal yang disayangkan, pemasaran kopi Leworook terkendala internet yang belum bisa diakses di desa ini.
"Kami memasaran online melalui Facebook, Instagram, WhatsApp. Untuk mengunggah produk kopi Leworook di media sosial, kami harus pergi ke Larantuka untuk mendapatkan sinyal. Atau cara lainnya memanjat pohon," kata Yosef.
Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui BAKTI menyediakan jaringan internet di SD Inpres Lewokoli, Flores Timur, NTT (Foto:MI/Sumaryanto)
Kendala akses internet juga terjadi di Desa Aran Sina, Kecamatan Tanjung Bunga. Wilayah yang terletak di ujung Pulau Flores itu tidak ada jaringan internet. Satu-satunya lokasi yang tersedia akses internet hanya di SD Inpres Lewokoli.
Di SD Inpres Lewokoli telah dipasang satelit BAKTI dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), menjadi satu-satunya sumber jaringan internet di Desa Aran Sina.
"Internet baru ada tahun 2020, sekitar tiga bulan lalu. Dulu sebelum ada internet, kami harus jalan kaki dua jam ke tempat ada sinyal," ujar Kepala SD Inpres Lewokoli Carolus Dagang.
Lantaran susah sinyal, pembelajaran jarak jauh (PJJ) pun mustahil dilakukan pada masa pandemi covid-19. Selain ketiadaan internet, dari 139 murid hanya 25 orang yang memiliki telepon selular untuk menunjang PJJ.
Ibarat gula dikerubuti semut, SD Inpres Lewokoli menjadi tujuan banyak orang untuk mengakses internet. SD ini kerap menjadi kantor darurat bagi perangkat desa dari desa sekitar yang membutuhkan akses internet.
(Foto:MI/Sumaryanto)
Misalnya, Agustinus Lebunga, Kepala Desa Latonliwo II. Dia datang SD Inpres Lewokoli untuk mengakses internet dari BAKTI.
"Saya dari Desa Latonliwo II harus menempuh 7,5 km untuk ke SD ini. Saya perlu internet untuk mengakses informasi dan mengerjakan tugas administrasi desa. DiDesa Latonliwo II tidak ada sinyal dan akses internet," tutur Agustinus Lebunga.
Wilayah timur Indonesia memang masih sangat butuh perhatian pemerintah pusat. Pembangunan infrastruktur jalan dan telekomunikasi dibutuhkan di sana.
Pulau Adonara yang terletak di sebelah Pulau Flores dan masih menjadi bagian dari Kabupaten Flores Timur, baru dibangun jalan beraspal, memiliki akses listrik dan internet, sejak dua tahun lalu.
Kehadiran listrik dan internet menunjang perkembangan ekonomi di Adonara. Masyarakatnya rata-rata memiliki sumber pendapatan sebagai petani sorgum.
Sorgum merupakan pangan alternatif pengganti beras dan jagung. Sorgum ideal ditanam di tanah NTT karena tak membutuhkan banyak air. Curah hujan di NTT rendah.
"Sudah tiga tahun kami produksi beras sorgum, tepung sorgum, sereal sorgum. Promosi dilakukan lewat Facebook. Sekarang, sinyal sudah membaik sejak dua tahun terakhir. Dulu mencari sinyal harus ke pantai," kata pengusaha sorgum dari Desa Adonara, Hendrikus Eko.
Petani sorgum di Pulau Adonara, Flores Timur, NTT (Foto:MI/Sumaryanto)
Gagal panen beras dan jagung membuat para petani di Flores beralih menanam sorgum. Bahkan, sorgum mampu mengangkat taraf hidup petani. Selain menjadi campuran beras untuk makanan pokok, sorgum dapat diolah menjadi tepung roti dan sereal.
Kini, sorgum sedang diperkenalkan oleh Pemerintah Kabupaten Flores Timur untuk mengurangi stunting. Sorgum memiliki nilai gizi lebih unggul dibandingkan nasi. Kandungan protein, kalsium, zat besi, dan vitamin lebih tinggi daripada beras. Kandungan gula dan kalori sorgum pun lebih rendah.
Namun, butuh upaya untuk memperkenalkan sorgum kepada masyarakat sebagai makanan bergizi pencegah stunting.
"Karena sudah lama tidak dikonsumsi sekitar 20 tahun, generasi muda tidak familiar dengan pangan ini. Kita mengedukasi agar sorgum kembali dikonsumsi. Kita mengajukan kepada Pemda agar sorgum digalakkan untuk menurunkan stunting. Kini anak-anak dibiasakan makan sorgum sejak kecil," ucap Melky Koli Baran, Direktur YPPS Larantuka.
Melky menyebutkan, tahun 2016, stunting di Flores Timur menurut Riskesdas sekitar 36 persen. "Pada Agustus 2020, turun menjadi 24,8 persen," katanya.
(Foto:MI/Sumaryanto)
Upaya mengedukasi masyarakat akan manfaat sorgum tentu akan semakin mudah dengan ketersediaan akses internet. Ya, kehadiran internet diharapkan dapat melahirkan kemajuan dan menyokong pertumbuhan ekonomi yang berujung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Menghadirkan internet secara merata di wilayah timur Indonesia menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah. Kontur wilayah menjadi salah satu kendala.
"Flores Timur terdiri atas tiga pulau besar. Topografi geografisnya berbukit dan bergunung, sehingga banyak daerah masih blank spot. Ada 39 titik blank spot (tidak terjangkau jaringan selular) yang kita hitung pada tahun 2020 ini," kata Sekdis Kominfo Flores Timur Yan Hurint.
Yan Hurint menyebutkan, pada 2017, Flores Timur menerima bantuan infrastruktur telekomunikasi dari Kominfo melalui BAKTI, yakni pembangunan 5 BTS (base transceiver station) dan 58 VSAT.
"Sebelum dapat bantuan dari BAKTI Kominfo, di sini ada 56 titik yang blank spot," ucap Yan Hurint.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News