Jakarta: Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memfasilitasi sertifikasi pembuatan kosmetika bagi industri kecil menengah (IKM) yang memproduksi kosmetik. Langkah tersebut guna mendorong peningkatan daya saing produk kosmetik lokal agar memenuhi standar mutu dan keamanan.
“Fasilitasi sertifikat CPKB diberikan untuk mendorong pertumbuhan IKM kosmetik, karena peluangnya besar sekali dengan permintaan konsumen yang semakin naik,” ujar Direktur Jenderal Industri, Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Gati Wibawaningsih dikutip dari Antara, Sabtu, 18 Juli 2020.
Menurutnya produsen harus menjamin kosmetik yang diproduksi memiliki mutu dan kualitas yang mampu melindungi masyarakat dari sisi kesehatan. Program fasilitasi tersebut diselenggarakan melalui sosialisasi CPKB kepada masing-masing IKM.
“Kami memfasilitasi IKM agar produk mereka bisa diedarkan. Pendampingan yang kami berikan semua tanpa dipungut biaya. Peran pemerintah sangat diperlukan agar IKM bisa memperoleh sertifikasi CPKB serta izin edar,” tegasnya.
PT Satya Pranata Jaya, salah satu IKM produk kecantikan telah mendapatkan fasilitasi sertifikat penerapan CPKB dan izin edar oleh Direktorat Jenderal IKMA Kemenperin pada tahun 2019.
IKM yang beroperasi sejak 2018 ini telah memiliki izin produksi, sertifikat CPKB dan komitmen halal, serta memiliki laboratorium riset dan kualitas kontrol sendiri yang berlokasi di Pergudangan Kosambi Permai, Dadap, Tangerang, Banten.
“Setelah memperoleh fasilitasi CPKB dan izin edar, kami bisa memproduksi kosmetik dengan kualitas dan tata cara produksi yang lebih baik sehingga menghasilkan produk yang berdaya saing dan bisa diterima di pasar,” tutur perwakilan PT Satya Pranata Lilis Yulianti.
PT Satya Pranata Jaya juga merupakan salah satu IKM yang masih mampu bertahan di tengah pandemi. Selama masa karantina di rumah, kesadaran konsumen untuk menjaga kesehatan kulitnya tetap meningkat. Hal ini berpengaruh pada penjualan skincare seperti serum atau masker, serta produk kosmetik mata seperti maskara, pensil alis, eyeliner dan lain-lain.
“Masa pandemi ini cukup mempengaruhi angka penjualan kami sekitar April dan Mei. Namun, pada Juni, angka penjualan mulai berangsur membaik,” pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News