Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki . Foto : Medcom.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki . Foto : Medcom.

Menteri Teten Ingin Petambak Udang Gabung Koperasi

Ilham wibowo • 19 Agustus 2020 14:09
Jakarta: Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menginginkan petambak udang dan ikan budidaya bisa bergabung dengan koperasi pangan. Pengembang usaha bisa terus dioptimalkan dan menjangkau pasar yang lebih luas.
 
"Dengan koperasi pangan kegiatan operasional lebih efisien dan hasil panen lebih berskala, pembiayaan lebih mudah dan akses pasar lebih besar," kata Teten di acara peluncuran Pasar Laut Indonesia di Jakarta, Rabu, 19 Agustus 2020.
 
Petambak udang dengan skala usaha yang kecil di satu wilayah bisa berkelompok dan bergabung dalam sebuah wadah koperasi. Akses permodalan pun bisa dimanfaatkan melalui perbankan maupun lembaga keuangan nonbank.

"Koperasi sektor perikanan ini agar memudahkan pengelolaan ekonomi di bidang perikanan. Beruntung kita punya platform digital sehingga pelaku usaha bisa akses ke pasar yang lebih luas dan cepat," ungkapnya.
 
Tetep menegaskan kerja sama dengan ekosistem pendukung peningkatan daya saing usaha akan terus diperkuat. Ia pun siap berkolaborasi dengan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo yang berencana mengembangkan tambak udang di lahan seluas 300 ribu ha.
 
"Kita akan terus bangun koperasi perikanan di budidaya, potensinya cukup besar. Menteri KKP ditugaskan bikin tambak 300 ribu hektare dan akan kita garap bersama," ucap Teten.
 
Semantara itu, Menteri Edhy menyebut potensi budidaya udang terutama jenis vaname sangat potensial lantaran harga jual yang tinggi di pasar domestik mancanegara. Penerimaan hasil investasi di tambak udang bahkan lebih cepat dan lebih besar dibandingkan usaha sektor kehutanan maupun pertambangan.
 
Edhy mencontohkan bahwa dalam 1 ha lahan tambak apabila hasilnya optimal bisa menghasilkan 40 ton panen udang per tahun. Jumlah tersebut setara dengan uang sebesar Rp2 miliar dan bisa langsung menutupi modal awal.
 
"Investasi tambak udang setahun sudah kembali, kalau sawit perlu delapan tahun, karet sembilan sampai 12 tahun, kehutanan 15 tahun. Sebut Tambang, saya berani berkompetisi bicara pengolahan hasil," ucap Edhy. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan