Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto menyebutkan bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu, maka ekspor pertanian Januari–Agustus 2022 naik 17,14 persen. Secara kontribusi, sektor pertanian berada pada posisi ketiga, setelah sektor industri dan tambang.
“Share terbesarnya berada pada sektor industri dengan share 71,55 persen, tambang 21,30 persen, migas 5,58 persen, dan pertanian 1,57 persen," kata Setianto, dikutip siaran pers, Jumat, 16 September 2022.
Total ekspor kumulatif pada periode Januari hingga Agustus 2022 mencapai USD194,6 miliar, atau meningkat sebesar 35,42 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sedangkan untuk ekspor nonmigas meningkat 35,24 persen menjadi USD183,73 miliar.
"Sejauh ini kinerja ekspor unggulan masih didominasi minyak kelapa sawit, besi, dan baja maupun batu bara," ujarnya.
Khusus bulan Agustus, sektor pertanian juga disebut mengalami peningkatan. Ekspor pertanian membukukan transaksi senilai USD450 juta. Apabila dihitung secara bulanan (M-to-M) Agustus 2022 terhadap Juli 2022, ekspor pertanian meningkat 16,99 persen. Sementara, secara tahunan (Y-on-Y) juga mengalami kenaikan 31,17 persen.
"Kenaikan tersebut utamanya didorong oleh komoditas kopi, buah-buahan tahunan, sarang burung walet, rumput laut, sayur-sayuran dan lainnya," katanya.
Peningkatan ekspor pertanian tersebut linier dengan peningkatan ekspor Indonesia secara keseluruhan. Tercatat total ekspor Agustus USD 27,91 miliar atau naik sebesar 9,17 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Terpisah, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri mengatakan bahwa kinerja ekspor pertanian terus dipacu melalui berbagai program dan kebijakan. Di antaranya program gerakan tiga kali ekspor (geratieks) maupun peningkatan produksi pangan nasional.
"Kita terus meningkatkan produksi dalam negeri untuk mengakselerasi peningkatan ekspor," kata Kuntoro.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News