Sebanyak 12 peneliti pangan tersebut masing-masing dari Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, Vietnam, Laos, Myanmar, Bangladesh, Kamboja, Yordania, Mongolia dan Pakistan.
"Tantangan pangan tidak hanya dialami oleh Indonesia namun oleh seluruh negara. Untuk itu saya mendorong adanya kolaborasi peneliti pangan dari berbagai negara. Salah satu tanaman yang sangat berpotensi namun belum banyak dikembangkan yakni sorgum," kata Moeldoko, dikutip dari Antara, Minggu, 31 Juli 2022.
Moeldoko menjelaskan peneliti Indonesia mulai mengembangkan varietas sorgum unggul yang lebih tahan lama dengan produktivitas yang lebih tinggi. Menurut Moeldoko, sorgum merupakan tanaman yang sangat bermanfaat, bahkan bisa dikatakan sebagai tanaman unggul karena memiliki banyak kelebihan, baik dari segi gizi dan kesehatan.
"Sangat baik untuk masyarakat yang ingin mengkonsumsi makanan yang tinggi protein sekaligus menghindari diabetes dan bebas gluten," kata dia.
Baca: Kemendag Dukung Peran BUMD Jaga Ketahanan Pangan di Daerah |
Pada kesempatan yang sama, Peneliti Pangan Indonesia Soeronto Human mengakui bahwa sorgum unggul dan cocok ditanam di Indonesia. Sayangnya, sampai saat ini masyarakat Indonesia masih terbiasa mengonsumsi beras dan gandum.
Oleh karena itu, perlu perhatian besar dari pemerintah dan masyarakat terkait pengembangan dan pemanfaatan sorgum sebagai salah satu alternatif pangan. Sebelumnya, peneliti pangan dari 12 negara mengikuti pelatihan dan penelitian bersama terkait tanaman Sorgum, di Jonggol, Jawa Barat.
Dalam pelatihan tersebut, para peneliti pangan saling berbagai pengetahuan dan pengalaman dalam pengembangan dan pengolahan tanaman sorgum menjadi sumber pangan, bioenergi, dan pemanis alami.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News