"BUMN klaster infrastruktur ini market share-nya sejauh ini 41 persen, lima tahun ke depan kami harapkan peran ini akan semakin besar, yakni 45 sampai 50 persen pembangunan infrastruktur dilakukan BUMN klaster infrastruktur," katanya dalam Workshop Implementasi Pengelolaan Risiko Keuangan Negara, Selasa, 14 Juni 2022.
Dijelaskan lebih lanjut, BUMN klaster infrastruktur selama ini berperan membangun perumahan, gedung perkantoran, jalan, rel kereta api, pelabuhan, bandara, infrastruktur untuk pemenuhan kebutuhan air, dan infrastruktur lain.
Visi dan misi Presiden Jokowi untuk mempercepat pembangunan infrastruktur juga didukung sebagaimana tampak dari Rp300 triliun sampai Rp400 triliun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam enam tahun terakhir yang juga disalurkan kepada BUMN untuk pembangunan infrastruktur.
Hanya saja dalam lima tahun terakhir, selama mendukung visi dan misi Presiden Jokowi, kinerja keuangan BUMN infrastruktur juga mengalami penurunan karena berbagai faktor.
"Dalam perkembangan kinerja BUMN infrastruktur dalam lima tahun terakhir sangat terdampak covid-19. Mulai 2020 dan 2021, ini semua kami konsolidasikan laporan keuangannya," katanya.
Selain covid-19, penugasan untuk membangun Proyek Strategis Nasional (PSN) juga menyebabkan kinerja keuangan BUMN klaster infrastruktur mengalami penurunan.
"Agresivitas dalam perolehan kontrak (proyek infrastruktur) juga menyebabkan persaingan yang sangat ketat sehingga menurunkan profit bagi BUMN yang mengerjakan proyek infrastruktur itu. Begitu pula agresivitas dalam investasi dimana beberapa investasi terindikasi memiliki margin yang sangat rendah," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News