Hutan. Foto : Mi/Susanto.
Hutan. Foto : Mi/Susanto.

Perlunya Riset untuk Inovasi Pengelolaan Hutan

Arif Wicaksono • 24 Desember 2021 19:46
Jakarta: Asisten Deputi Bidang Industri Perkebunan dan Kehutanan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rachman Ferry Isfianto menjelaskan dalam pengelolaan perkebunan dan kehutanan diperlukan riset untuk menciptakan inovasi dan teknologi sehingga bisa bersaing di taraf internasional.
 
Dia menegaskan, perlu dilakukan riset  untuk mengelola sumber daya perkebunan dan kehutanan. Riset yang dilakukan harus bisa  menjaga keberlangsungan ketahanan sumber energi, pangan, dan sumber daya alternatif lain. Hasil dari riset ini bukan hanya digunakan sebagai sebuah kebijakan perusahaan saja namun  harus bisa dikomersilkan demi keuntungan perusahaan.
 
"Semoga kita dapat menciptakan sebuah riset yang bisa menghasilkan sebuah kebijakan baru dan dapat dikomersilkan sebagai keuntungan di perusahaan," jelas Ferry dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 24 Desember 2021.

Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara III Mohammad Abdul Ghani menjelaskan bahwa  selama kurun waktu 2022-2024 PTPN dan Perum Perhutani telah melakukan kerja sama terkait riset ketahanan pangan dalam hal ini dikhususkan ke tanaman tebu.
 
Sebab tanaman tebu merupakan tanaman penting untuk produksi gula nasional. Produksi gula di Indonesia masih di bawah rata-rata produksi gula di negara-negara lainnya, sehingga diperlukan sebuah riset  yang bisa meningkat jumlah produksi gula.
 
"Dengan melakukan kerja sama dengan berbagai elemen kita bisa meningkatkan produksi gula dan mengejar target produksi gula nasional," ungkap Abdul.


Data air


Sementara itu Staf Khusus Menteri PUPR & Pemimpin Indonesia Water Institute Firdaus Ali mengapresiasi Perum Perhutani atas kerja sama dalam membantu mendata semua mata air di Pulau Jawa. Data tersebut digunakan untuk pemetaan sumber mata air yang berpotensial. Sumber air perlu dijaga dengan melakukan rehabilitasi irigasi dan konservasi sumber daya air.
 
"Air merupakan sebuah elemen penting dalam keberlangsungan hidup, maka diperlukan sebuah  pengelolaan agar jumlah air tetap terjaga. Walaupun air memiliki siklus daur hidup namun kita perlu menjaga daerah resapan air. Dalam hal ini perkebunan dan kehutanan merupakan sektor vital yang menjadi daerah resapan air. Semoga kedepannya jumlah air tetap terjaga," tutup Firdaus.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan