Sejumlah wisatawan saat berwisata di kawasan Candi Borobudur Magelang. Medcom.id/Mustaqim
Sejumlah wisatawan saat berwisata di kawasan Candi Borobudur Magelang. Medcom.id/Mustaqim

Borobudur Jadi DPSP, Wisatawan Harus Rogoh Kocek Lebih Dalam

M Ilham Ramadhan • 05 Juni 2022 15:32
Jakarta: Wisatawan domestik mesti merogoh kocek lebih dalam untuk berkunjung ke Candi Borobudur. Setelah diresmikan menjadi destinasi pariwisata super prioritas (DPSP), pemerintah menyepakati harga tiket masuk sebesar Rp750 ribu bagi pelancong lokal, Rp1,4 juta (USD100) bagi wisatawan mancanegara, dan pelajar Rp5 ribu.
 
"Jumlah wisatawan untuk naik ke Candi Borobudur juga akan dibatasi menjadi 1.200 orang per harinya. Langkah ini kami lakukan semata-mata demi menjaga kekayaan kelestarian sejarah dan budaya nusantara," ujar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan melalui keterangannya, dikutip Minggu, 5 Juni 2022.
 
Selain itu, pengunjung Borobudur juga mesti menggunakan jasa pemandu wisata (tour guide) saat berkunjung. Cara itu dilakukan untuk mendorong penyerapan tenaga kerja dan menimbulkan rasa memiliki dari tiap wisatawan yang datang.
 
Setelah ditetapkan sebagai DPSP, kawasan Borobudur akan menjadi destinasi wisata ramah lingkungan yang menerapkan prinsip ekonomi biru, hijau, dan sirkular. Salah satu implementasinya diwujudkan dengan peresmian penggunaan bus listrik dengan rute Borobudur-Malioboro-Prambanan.
 
"Ini menjadi momentum kita bersama, untuk konsisten mengawal pembangunan destinasi pariwisata di Indonesia, dengan konsep ramah lingkungan dan berkelanjutan. Sekaligus upaya kita mempersiapkan amenitas dalam mendukung agenda G20 pada tahun ini," kata Luhut.
 
Dia menyerukan agar segera dilakukan percepatan pengadaan kendaraan pariwisata berbasis listrik khususnya di lima kawasan DPSP, yaitu Borobudur, Danau Toba, Labuan Bajo, Mandalika, dan Likupang. Kendaraan ini akan dimanfaatkan sebagai moda transportasi wisatawan yang menghubungkan titik-titik utama pariwisata, seperti bandara, hotel, dan atraksi wisata.
 
"Kita tunjukkan kepada dunia, Indonesia mampu menghadirkan destinasi wisata yang ramah lingkungan dan berkelanjutan," ujar Luhut.
 
Adapun penanganan jaringan jalan dan jembatan untuk menunjang konektivitas DPSP Borobudur telah rampung pertengahan bulan kemarin. Dari laporan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dana yang dikucurkan mencapai Rp357,06 miliar.
 
Proyek itu digarap oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Tengah-DI Yogyakarta, Ditjen Bina Marga sepanjang 72,93 kilometer. Penyelesaian penanganan jaringan jalan dan jembatan itu dilakukan melalui tujuh paket pekerjaan.
 
Empat paket pekerjaan selesai pada 2020 dengan penanganan jalan dan jembatan sepanjang 35,40 km dan nilai kontrak sebesar Rp178,82 miliar. Empat paket tersebut, yaitu pelebaran Jalan Sentolo-Nanggulan-Dekso sepanjang 15,6 km; preservasi Jalan Yogyakarta-Tempel-Pakem-Prambanan sepanjang 2,4 km; preservasi Jalan Pringsurat-Secang-Keprekan sepanjang 8,50 km; dan preservasi Jalan Keprekan-Muntilan-Salam (Batas DIY) sepanjang 8,59 km.
 
Kemudian pada 2021 dilanjutkan penanganan tiga paket pekerjaan jalan dan jembatan sepanjang 37,53 km dengan anggaran sebesar Rp178,23 miliar. Ketiga paket pekerjaan tersebut meliputi rehabilitasi Jalan DPSP Borobudur sepanjang 24,4 km; preservasi Jalan Keprekan Borobudur sepanjang 12,8 km; dan pembangunan Jembatan Kali Progo Cs sepanjang 160 meter berupa penanganan Jembatan Kali Elo Mendut di Kabupaten Magelang sepanjang 40 meter.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan