Jakarta: Co-Managing Director Girls in Tech Indonesia Aulia Halimatussadiah mengatakan permintaan Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang teknologi semakin banyak seiring berkembangnya teknologi. Ketersediaan SDM berkualitas diperlukan agar mendukung pertumbuhan dan pengembangan ekonomi digital di Indonesia.
Ia menambahkan perkembangan e-commerce dan startup di Indonesia yang pesat juga menjadi salah satu faktor tingginya permintaan akan talenta-talenta digital di bidang ini. Karenanya, optimalisasi penyediaan SDM berkualitas diperlukan karena berkaitan dengan peningkatan daya saing di Tanah Air.
"Saya percaya teknologi tidak mengenal gender, siapapun bisa berkembang, siapapun bisa maju dan berkarir di bidang teknologi, termasuk perempuan tanpa latar belakang pendidikan berbasis teknologi sekalipun," kata Aulia, dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 21 Juni 2022.
Adapun teknologi adalah salah satu sektor dengan partisipasi perempuan yang lebih rendah dibandingkan dengan industri lainnya, dan kurangnya presensi perempuan di sektor ini dapat memengaruhi kontribusi keseluruhan mereka terhadap laju ekonomi di Indonesia.
Menurut hasil riset dari Boston Consulting Group, Indonesia memiliki tingkat partisipasi perempuan terendah pada perusahaan teknologi (22 persen) dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya seperti Thailand yang memiliki persentase tertinggi perempuan dalam tenaga kerja teknologi (42 persen) dan diikuti oleh Singapura dengan 41 persen.
Dengan jumlah penduduk yang jauh lebih banyak, ini artinya masih ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterwakilan perempuan Indonesia di bidang teknologi. Hal ini lah yang kemudian melatarbelakangi Girls in Tech Indonesia kembali menyelenggarakan program beasiswa untuk memberikan kesempatan perempuan berkembang di bidang teknologi.
Regional Director Asia, Education New Zealand, Ben Burrowes mengatakan sebagian besar pekerjaan akan segera membutuhkan keterampilan teknologi canggih di negara-negara di seluruh dunia termasuk Indonesia. Kemajuan teknologi membutuhkan lebih banyak talenta digital dan harus dipastikan tidak ada yang tertinggal.
"Education New Zealand ingin lebih banyak perempuan memiliki keterampilan digital dan teknologi praktis yang dapat membuka lebih banyak peluang bagi mereka untuk mengambil pekerjaan di bidang ini," pungkasnya.
Ia menambahkan perkembangan e-commerce dan startup di Indonesia yang pesat juga menjadi salah satu faktor tingginya permintaan akan talenta-talenta digital di bidang ini. Karenanya, optimalisasi penyediaan SDM berkualitas diperlukan karena berkaitan dengan peningkatan daya saing di Tanah Air.
"Saya percaya teknologi tidak mengenal gender, siapapun bisa berkembang, siapapun bisa maju dan berkarir di bidang teknologi, termasuk perempuan tanpa latar belakang pendidikan berbasis teknologi sekalipun," kata Aulia, dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 21 Juni 2022.
Adapun teknologi adalah salah satu sektor dengan partisipasi perempuan yang lebih rendah dibandingkan dengan industri lainnya, dan kurangnya presensi perempuan di sektor ini dapat memengaruhi kontribusi keseluruhan mereka terhadap laju ekonomi di Indonesia.
Menurut hasil riset dari Boston Consulting Group, Indonesia memiliki tingkat partisipasi perempuan terendah pada perusahaan teknologi (22 persen) dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya seperti Thailand yang memiliki persentase tertinggi perempuan dalam tenaga kerja teknologi (42 persen) dan diikuti oleh Singapura dengan 41 persen.
Dengan jumlah penduduk yang jauh lebih banyak, ini artinya masih ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterwakilan perempuan Indonesia di bidang teknologi. Hal ini lah yang kemudian melatarbelakangi Girls in Tech Indonesia kembali menyelenggarakan program beasiswa untuk memberikan kesempatan perempuan berkembang di bidang teknologi.
Regional Director Asia, Education New Zealand, Ben Burrowes mengatakan sebagian besar pekerjaan akan segera membutuhkan keterampilan teknologi canggih di negara-negara di seluruh dunia termasuk Indonesia. Kemajuan teknologi membutuhkan lebih banyak talenta digital dan harus dipastikan tidak ada yang tertinggal.
"Education New Zealand ingin lebih banyak perempuan memiliki keterampilan digital dan teknologi praktis yang dapat membuka lebih banyak peluang bagi mereka untuk mengambil pekerjaan di bidang ini," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News