Ilustrasi. FOTO: Adaro Energy
Ilustrasi. FOTO: Adaro Energy

Produksi Adaro Energy Turun Menjadi 52,7 Juta Ton di 2021

Annisa ayu artanti • 24 Februari 2022 10:52
Jakarta: PT Adaro Energy Indonesia Tbk mencatat produksi batu bara pada 2021 sebanyak 52,7 juta ton. Capaian tersebut lebih rendah tiga persen jika dibandingkan dengan volume produksi di 2022 yang mencapai 54,53 juta ton.
 
Kendati demikian, capaian produksi batu bara di 2020 sudah sesuai dengan target yang ditetapkan yakni berkisar 42 hingga 54 juta ton. Sementara itu, untuk volume penjualan batu bara di 2021, perusahaan mencatat sebesar 51,58 juta ton atau turun lima persen dibandingkan dengan 2022 yang sebesar 54,14 juta ton.

 
"Kondisi pasar batu bara termal tetap kuat namun fluktuatif pada kuartal IV-2021, menutup tahun yang secara umum lebih baik dari pada yang diharapkan," kata Corporate Secretary & Investor Relations Division Head Adaro Energy Indonesia Mahardika Putranto, dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis, 24 Februari 2022.

Tiongkok tetap menjadi faktor utama bagi permintaan dan harga seaborne pada kuartal IV-2021. Namun, pada umumnya, perbaikan kegiatan ekonomi di beberapa negara berkat stimulus fiskal dan moneter serta pelonggaran terhadap pembatasan covid-19, dan bersama dengan kekurangan suplai di pasar seaborne global telah menyebabkan harga batu bara melonjak.
 
"Harga batu bara tetap kuat pada kuartal IV-2021, dengan harga rata-rata batu bara Indonesia 5000 GAR dan 4200 GAR masing-masing melebihi USD130 per ton dan USD90 per ton," sebutnya.
 
Sedangkan kedua indeks mencatat peningkatan sekitar 30 persen dibandingkan dengan kuartal III-2021. Harga rata-rata FOB Newcastle 6000 NAR melebihi USD180 per ton, atau naik lebih dari USD25 per ton dari kuartal sebelumnya.
 
Dari sisi penjualan untuk penjualan, Mahardika menjelaskan, Indonesia merupakan tujuan penjualan tertinggi di 2021 dengan persentase sebanyak 38 persen dari total penjualan batu bara perusahaan.
 
Kemudian disusul dengan penjualan untuk wilayah Asia Tenggara dan Asia Timur, yang masing-masing mengambil porsi 20 persen. Lalu Tiongkok sebesar 19 persen dan diikuti India serta negara lainnya masing masing 11 persen dan dua persen.
 
Di sisi lain, untuk total pengupasan lapisan penutup 2021, Mahardika melanjutkan, sebanyak 218,90 million bank cubic meter (Mbcm) atau naik empat persen secara tahunan, yang menghasilkan nisbah kupas 4,15x untuk 2021.
 
"Nisbah kupas ini lebih rendah daripada target yang ditetapkan 4,8x karena curah hujan yang di atas rata-rata di sepanjang tahun ini memengaruhi operasi dan aktivitas pengupasan lapisan penutup," pungkasnya.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan