Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Shinta W Kamdani. FOTO: MI/RAMDANI
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Shinta W Kamdani. FOTO: MI/RAMDANI

Kadin Buka Peluang Kerja Sama Pengembangan Kendaraan Listrik dengan Pebisnis Korsel

Annisa ayu artanti • 22 Februari 2022 14:06
Jakarta: Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai potensi kerja sama suplai chain baterai elektronik dan mobil listrik dengan pelaku usaha Korea Selatan (Korsel) terbuka besar. Diharapkan kerja sama yang terjalin bisa memberi dampak positif terhadap industri kendaraan listrik di Tanah Air.
 
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Shinta W Kamdani mengatakan demikian lantaran Indonesia merupakan pemilik deposit nikel terbesar di dunia, sementara Korea Selatan merupakan negara dengan manufaktur baterai terbesar dunia.
 
"Kadin Indonesia dan pelaku usaha di Indonesia telah mengidentifikasi beberapa peluang kerja sama yang kiranya dapat kami kerjasamakan ke depan. Kami kembangkan lebih jauh dengan Korea (Selatan)," kata Shinta, dalam acara Korea-Indonesia Business Forum, Selasa, 22 Februari 2022.

Menurutnya, peluang kerja sama terkait baterai kendaraan listrik tersebut semakin terbuka seiring dengan gencarnya pelaku usaha dan perusahaan-perusahaan dunia yang melakukan transisi ekonomi hijau.
 
"Ini menciptakan peluang bagi Indonesia dan Korea untuk bekerja sama mengembangkan industri baterai, khususnya baterai kendaraan listrik," tuturnya.
 
Masih terkait kendaraan listrik, Shinta melanjutkan, Kadin Indonesia juga melihat adanya potensi kerja sama supply chain di bidang manufaktur yang lebih luas antara Indonesia dan Korea Selatan. Suplai manufaktur tersebut khususnya untuk kendaraan bermotor, produk permesinan, dan produk elektronik beserta komponen dan suku cadangan.
 
Saat ini, Kadin Indonesia menilai, ekspor komponen produk kendaraan bermotor, permesinan, dan elektronik sangat kompetitif. Namun belum memiliki diversifikasi supply chain yang memadai. Oleh karena itu kerja sama dengan Korea Selatan diharapkan bisa menjadi stabilisator supply chain produk-produk ekspor tersebut.
 
"Hal ini menjadi peluang bagi pelaku usaha Indonesia dan Korea (Selatan) untuk menciptakan industri intermediate goods untuk produk tersebut," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan