"Semoga PT CNI menjadi pionir electric vehicle battery di Indonesia," kata Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral Kementerian ESDM, Yose Rizal, saat melakukan monitoring pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) CNI Group di Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra), dikutip Rabu, 29 November 2023.
Sebagai Obyek Vital Nasional (OVN) dan Proyek Strategi Nasional (PSN), PT CNI yang merupakan salah satu Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mendapat perhatian besar dari Kementerian ESDM.
Apalagi, Menteri ESDM menurut Yose, hilirisasi yang dicanangkan Presiden RI, banyak melibatkan pengusaha dalam negeri sebagai tuan rumah di negeri sendiri. Yose Rizal berharap PT CNI senantiasa berkomunikasi dengan pihaknya, khususnya jika terjadi kendala berkaitan dengan perizinan dan pihak ESDM akan segera menyelesaikannya.
"Komunikasikan jika ada kendalanya berkaitan perizinan. Kalau dokumennya sudah benar dan lengkap sesuai persyaratan aturan perundang-undangan, dalam satu dua hari segera kami selesaikan," kata Yose Rizal.
Baca juga: Jadi Proyek Strategis Nasional, Smelter Nikel CNI Diharap Segera Beroperasi |
Fasilitas smelter CNI
President Director PT CNI Abdul Haris Tatang mengapresiasi Kementerian ESDM yang menetapkan proyek CNI sebagai OVN dan PSN.
"Saat ini, fasilitas smelter PT CNI, semua mesin dan material dari Tiongkok sudah tiba di Wolo, dan sebagian besar telah terpasang dan selanjutnya yang tinggal beberapa persen akan dilakukan pemasangan berkelanjutan," jelas dia.
Adapun smelter PT CNI menggunakan dua teknologi utama, yakni teknologi Rectangular Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) dengan kapasitas 4×72 MVA, terdiri dari empat Iajur produksi untuk mengolah bijih nikel Saprolite yang ditargetkan rampung 2024. Serta teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) untuk mengolah bijih Nikel Limonite (Bijih Nikel kadar lebih rendah) untuk menghasil baterai kendaraan listrik yang ditargetkan rampung 2026.
"Pengolahan HPAL akan memiliki kapasitas produksi sebesar 293 ribu ton dalam bentuk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) yang di dalamnya terkandung 120 ribu ton Logam nikel dan lebih dari 11.500 ton cobalt," ujar Tatang.
Produk FeNi yang akan diproses lebih lanjut dan dikonversi menjadi Ni Matte dengan kandungan 74 persen nikel, yang akan digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan baterai kendaraan listrik.
"Persiapan pabrik Ni Matte telah memasuki procurement equipments dan pembangunannya akan dilaksanakan pada kuartal pertama 2024," ungkap Tatang.
Tatang menegaskan, seluruh aktivitas pembangunan industri maupun penambangan PT Ceria dan fasilitas penujungnya menerapkan prinsip dan kaidah Environment, Social and Governance (ESG).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News