Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita. Foto: dok Biro Humas Kemenperin.
Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita. Foto: dok Biro Humas Kemenperin.

Menperin 'Jengah' Kondisi Industri RI Disebut Alami Deindustrialisasi

Husen Miftahudin • 29 Desember 2023 15:28
Jakarta: Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita jengah dengan pernyataan sejumlah pihak yang menyebutkan kondisi industri di Indonesia tengah mengalami deindustrialisasi.
 
Salah satu yang membuat banyak pihak melontarkan deindustrialisasi pada dunia industri lantaran kontribusi sektor industri pengolahan nonmigas terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang terus-terusan turun hingga di bawah 20 persen. Padahal dulunya, sempat menyentuh angka 32 persen.
 
Ditambah lagi dengan data terbaru Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Desember 2023 yang turun menjadi 51,32. Meskipun turun 1,11 poin dibandingkan November 2023, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tetap mengklaim jika IKI masih ekspansi.

Ambruknya nilai IKI Desember 2023 disebabkan oleh amburadulnya kinerja industri pengolahan nonmigas. Penyebabnya, karena ekspor produk industri pengolahan nonmigas ke Tiongkok 'empot-empotan' imbas pelemahan ekonomi Negeri Tirai Bambu tersebut.
 
Agus mencoba mengelak, dengan berkali-kali menekankan jika Indonesia tidak sedang mengalami kondisi deindustrialisasi. Dia bilang, hal tersebut dibuktikan dari kontribusi sektor industri yang masih tertinggi di antara sektor ekonomi lainnya.
 
"Kontribusi industri pengolahan nonmigas terhadap PDB pada kuartal III-2023 sebesar 16,83 persen," sebut Agus pada Silaturahmi Media Akhir 2023, dikutip Jumat, 29 Desember 2023.
 
Lebih lanjut Agus mengklaim, industri pengolahan nonmigas mengalami tren positif pertumbuhan sejak 2021 dan masih terus berlanjut sampai dengan 2023. Pada kuartal I-2023, pertumbuhan industri pengolahan nonmigas sebesar 4,67 persen, kemudian pada kuartal II-2023 tumbuh sebesar 4,56 persen, dan di kuartal III-2023 naik menjadi 5,02 persen yang melampaui pertumbuhan ekonomi nasional.
 
"Ini membuktikan bahwa kita terus dan mampu menjaga kondisi industri agar tetap tumbuh positif di tengah gejolak dan tantangan yang ada, termasuk dampak global. Jadi, apa yang telah kita hadapi sepanjang tahun 2023 ini, dibandingkan negara-negara tetangga maupun negara industri maju lainnya, kita dapat melaluinya dengan lebih baik," terang dia.
 
Indikasi lainnya ditunjukkan oleh ekspor industri pengolahan nonmigas yang terus meningkat, meski di tengah kondisi perekonomian dunia yang sedang tidak stabil. Nilai ekspor industri pada Januari-November 2023 mencapai USD171,23 miliar atau berkontribusi sebesar 72,43 persen dari total ekspor nasional.
 
"Kinerja ekspor sektor industri tetap mendominasi, sekaligus menjadi tulang punggung pertumbuhan perekonomian nasional," imbuh Agus.
 
Adapun realisasi investasi di sektor industri pengolahan nonmigas sampai dengan kuartal III-2023 tercatat sebesar Rp413,05 triliun. Angka ini naik 20,41 persen jika dibandingkan dengan realisasi investasi pada periode yang sama di 2022 sebesar Rp343,05 triliun.
 
"Realisasi investasi sampai dengan kuartal III-2023 lebih tinggi dibandingkan realisasi investasi dari 2019-2021, dan harapannya dapat melebihi nilai investasi 2022. Hal ini menunjukkan iklim investasi di Indonesia semakin membaik bagi para pelaku usaha," papar dia.
 
Baca juga: Kinerja Industri Pengolahan Nonmigas Amburadul, IKI Terpaksa 'Menyerah'
 

Penyerapan tenaga kerja industri


Agus mengemukakan, jumlah tenaga kerja di sektor industri pengolahan nonmigas sepanjang 2023 sebanyak 19,29 juta orang. Jumlah ini menjadi yang tertinggi apabila dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja dari 2019-2022.
 
"Penyerapan tenaga kerja ini juga menunjukkan sektor industri masih menjadi daya tarik utama bagi sektor perekonomian Indonesia," ungkap dia menjelaskan.
 
Menurut Agus, berbagai kinerja positif tersebut selaras dengan nilai IKI di sepanjang tahun ini. Sejak IKI diluncurkan pada November 2022 sampai saat ini, nilai IKI fluktuatif namun tetap pada posisi ekspansif, dan berada di angka 51,32 pada Desember 2023.
 
"Semua perkembangan makro di atas menunjukkan bahwa kita berhasil menjaga sektor industri agar tetap produktif dan berdaya saing di tengah pemulihan perekonomian dunia," jelas dia.
 
Di samping itu, performa gemilang dari industri manufaktur nasional turut didukung oleh pelaksanaan program dan kegiatan strategis yang telah dijalankan oleh Kementerian Perindustrian.
 
Misalnya, program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN), Hilirisasi Sumber Daya Alam, Pengembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM), Fasilitasi dan Pembinaan Industri Halal, Pembangunan Ekosistem Fitofarmaka, Kebijakan Dekarbonisasi Sektor Industri, Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri, serta Pembangunan Sumber Daya Manusia Industri.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan