Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. Foto: Dokumen Kementerian Perindustrian
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. Foto: Dokumen Kementerian Perindustrian

Menperin Sebut Komoditas Ini Bisa Jadi Pengganti Beras saat Terjadi Kelangkaan

Antara • 25 Maret 2024 14:27
Jakarta: Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan beras analog sagu bisa menjadi pengganti beras, terutama saat terjadi kelangkaan.
 
Hal itu dikatakannya karena Indonesia memiliki lahan sagu sebesar 5,5 juta hektare yang berpotensi menghasilkan pati sagu sebanyak 34,3 juta ton.
 
"Untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri saat ini pemerintah mengupayakan pemenuhan pangan dari sumber alternatif. Sumber alternatif ini banyak, khususnya sagu, dan sagu berpotensi dikembangkan sebagai alternatif bahan pangan sumber karbohidrat utama," kata Agus dilansir Antara, Senin, 25 Maret 2024.
 
Dia menjelaskan, selain bisa menjadi alternatif bahan pangan utama bagi masyarakat, beras analog sagu juga dinilai lebih sehat karena mengandung pati resisten (resistant scratch) yang tinggi, serta indeks glikemik atau cepat atau lambatnya unsur karbohidrat dalam bahan pangan untuk meningkatkan kadar gula darah dalam tubuh yang rendah. Sehingga hal itu menurutnya baik untuk mencegah diabetes.
 
Baca juga: Pemerintah Klaim Berupaya Amankan Cadangan Beras

Untuk mewujudkan hal tersebut pihaknya selalu berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga (K/L) terkait guna memenuhi kebutuhan suplai bahan baku.
 
"Jadi kalau industri-industri sudah siap yang berkaitan dengan sagu, yang sekarang kita harus persiapkan lagi adalah hulunya dari suplainya, suplai bahan baku sagu," kata dia. 

Meningkatkan utilisasi produksi

Sebelumnya Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika mengatakan tahun lalu pihaknya bekerja sama dengan beberapa industri besar yang merupakan produsen pati sagu nasional untuk meningkatkan utilisasi produksinya.
 
"Utilisasi produksi industri pati sagu nasional saat ini masih sangat rendah yaitu di bawah 30 persen. Hal ini sebagai dampak dari keterbatasan industri untuk memperoleh bahan baku empulur sagu,” kata Putu Juli.
 
Lebih lanjut, ia mengatakan pemerintah bekerja sama dengan industri pati sagu untuk mengembangkan model bisnis industri dengan menggunakan sagu basah produksi UMKM sebagai bahan baku di industri tersebut.
 
Pemanfaatan sagu basah UMKM dinilai mampu memperlambat proses oksidasi, sehingga jangkauan bahan baku industri tersebut semakin luas, serta bisa memberikan nilai tambah pada petani sagu.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan