Ilustrasi susu. Foto: Freepik.com
Ilustrasi susu. Foto: Freepik.com

Impor Susu Diprediksi Meningkat, Ekonom Indef Waspadai Hal Ini

Antara • 25 Februari 2024 19:09
Jakarta: Impor susu diprediksi meningkat. Hal ini dipicu adanya janji salah satu pasangan calon di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 yang ingin melaksanakan program makan siang dan susu gratis untuk anak Indonesia.
 
Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Andry Satrio Nugroho meragukan kemampuan produksi susu dalam negeri mampu memenuhi kebutuhan tersebut. Alhasil, impor menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan susu. 
 
"Saya takut impor susu akan semakin besar," kata Kepala Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi Indef, Minggu, 25 Februari 2024.

Kini, sudah banyak penyedia bahan baku dan produk susu di Indonesia. Mulai dari negara-negara Eropa, Amerika, Australia, dan New Zealand. Bahkan, ada kabar produk dari negara seperti China juga ikut menawarkan produk susu ke pasar Indonesia. 
 
Meski impor susu diprediksi masif, Andry meminta pemerintah untuk memastikan keamanan produk tersebut. Mengingat jejak sejarah keamanan pangan di negara asal di mana produk tersebut diproduksi.
 

Pernah larang impor susu

Kekhawatiran terhadap impor susu bukan tanpa sebab. Pada 2008 Indonesia pernah melarang impor susu yang berasal dari China. Hal ini terjadi karena adanya skandal susu bubuk mengandung melamin yang membahayakan kesehatan. 
 
Duta Besar RI untuk China saat itu, Sudrajat, mengatakan larangan impor susu dari negeri Tiongkok itu dilakukan demi melindungi konsumen dari hal yang tidak diinginkan. 
 
"Adanya larangan impor itu adalah kejadian wajar dan merupakan reaksi pasar dengan adanya keracunan yang dialami ribuan bayi dan bahkan ada yang meninggal," kata Sudrajat, kala itu.
 

Tingkatkan produksi pertanian

Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyebut bahwa input produksi merupakan faktor strategis yang mendukung peningkatan produktivitas pertanian di Indonesia. Hal ini juga menjadi landasan utama dalam mencapai ketahanan pangan nasional yang berkelanjutan.
 
Kepala Bapanas Arief Prasetyo mengatakan peningkatan produksi pangan menjadi salah satu aspek penting dalam menghadirkan ketahanan pangan berkelanjutan.
 
"Untuk mewujudkan hal tersebut, input sarana dan prasarana produksi menjadi faktor strategis bagi peningkatan produktivitas pertanian yang berkelanjutan," kata Arief dikutip dari Antara.
 
Baca:Bertekad Impor Sejak dalam Pikiran

Arief menambahkan, jika Kementerian Pertanian berfokus pada peningkatan produksi pertanian, maka Bapanas bersama BUMN di bidang pangan menyiapkan gudang penyimpanan (storage).
 
"Nanti pertanian kita akan banyak nandur (tanam), otomatis pupuknya perlu, GPS (grand parent stock), DOC (day old chicken), dan susu sapi perah. Itu nanti giatnya akan luar biasa, tapi harus didetailkan satu per satu," kata dia.
 
Arief menyampaikan bahwa input produksi seperti pupuk, benih, obat-obatan, kualitas lahan, pengairan, tenaga kerja, alat mesin pertanian, hingga dukungan penyuluhan memiliki peran yang sangat terkait dengan tingkat produksi yang diharapkan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan