Industri pengolahan susu merupakan salah satu sektor manufaktur pangan yang mendapat prioritas pengembangan, hal ini berdasarkan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035. Namun, ungkap Agus, industri ini masih dihadapkan pada tantangan pemenuhan bahan baku, karena sampai saat ini hanya 22 persen bahan baku susu yang dipasok dari dalam negeri.
"Kami sangat mengapresiasi keteguhan Frisian Flag Indonesia untuk terus mengembangkan dan memperkuat kemitraan dengan koperasi dan peternak sapi perah yang sudah dijalin selama bertahun-tahun," ujar Agus dalam Groundbreaking Pabrik Baru PT Frisian Flag Indonesia di Cikarang seperti dikutip dari keterangan tertulis, Selasa, 9 Maret 2021.
Upaya yang dijalankan oleh Frisian Flag Indonesia tersebut, di antaranya melalui berbagai program seperti bantuan Milk Collection Point (MCP) koperasi susu, peningkatan kapabilitas sumber daya manusia (SDM) melalui Akademi Peternak Muda dan Farmer2Farmer, serta pembangunan dairy village (desa susu).
"Diharapkan kontribusi berkelanjutan Frisian Flag Indonesia terhadap sektor peternakan sapi perah rakyat dapat bantu mendorong kuantitas dan kualitas susu segar di dalam negeri, sehingga dapat mengurangi ketergantungan impor bahan baku. Upaya ini sejalan dengan program Kementerian Perindustrian untuk mewujudkan substitusi impor 35 persen pada tahun 2022," paparnya.
Agus juga menyambut baik pembangunan pabrik baru Frisian Flag Indonesia dengan investasi tahap awal (2020-2023) sebesar 225 juta Euro atau setara Rp3,8 triliun untuk produk susu cair dan susu/krimer kental manis. "Kami memandang bahwa komitmen dari Frisian Flag Indonesia adalah suatu strategi bisnis yang tepat untuk terus memenuhi peningkatan kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap produk susu olahan berkualitas," jelas dia.
Adapun pabrik baru Frisian Flag Indonesia seluas 25 hektare (ha) tersebut berkapasitas 244 juta liter per tahun untuk susu cair serta 476 ribu ton per tahun untuk produk krimer kental manis. Sebanyak 909 persen produknya ditargetkan dijual ke pasar ekspor, dan 10 persen di antaranya untuk memenuhi pasar dalam negeri. Penyerapan tenaga kerja dari investasi ini akan mencapai 848 orang.
Saat ini, tingkat konsumsi susu per kapita masyarakat Indonesia masih sekitar 16,9 kg per kapita per tahun setara susu segar, yang jumlahnya perlu ditingkatkan untuk kompetitif di tingkat regional. "Kami yakin peluang pasar dan tingkat konsumsi produk susu olahan akan terus tumbuh tinggi ke depannya," harap Agus.
Optimisme tersebut seiring dengan terus meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat dan bertumbuhnya kelas menengah, bertransformasinya gaya hidup masyarakat menjadi lebih sehat, serta peningkatan permintaan produk bernutrisi tinggi selama pandemi covid-19.
"Selain itu juga semakin meningkatnya share populasi masyarakat berusia muda terutama generasi Z yang bersifat aktif, dinamis, dan memiliki mobilitas tinggi khususnya di kawasan urban yang diperkirakan akan mendongkrak permintaan terhadap produk minuman susu yang praktis dan siap dikonsumsi (ready to drink)," imbuhnya.
Presiden Direktur Frisian Flag Indonesia Maurits Klavert menyampaikan bahwa Pabrik baru ini akan mencakup fasilitas produksi atau pengolahan produk susu cair siap minum dan susu kental manis, sentra logistik dan distribusi, serta perkantoran dengan menggunakan teknologi modern dan ramah lingkungan.
"Dari investasi tersebut, perusahaan akan meningkatkan pula penyerapan susu segar dalam negeri yang dipasok oleh belasan ribu peternak sapi perah rakyat. Kami juga akan meningkatkan kerja sama dengan para mitra bisnis kami di Indonesia baik pemasok maupun ratusan mitra distributor kami yang tersebar di seluruh penjuru Tanah Air," pungkas Maurits.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
                    Google News
                
             Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
 
   
	 
                 
                 
                 
                 
                