"Rencana kerja sama dengan ExxonMobil ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo melakukan transformasi bisnis ke arah green economy yang berfokus pada energi baru dan terbarukan," jelas Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dalam keterangan tertulis, Rabu, 12 Mei 2021.
Nicke menjelaskan salah satu pengembangan teknologi rendah karbon yang dimaksud adalah Carbon Capture and Storage (CCS) dan Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) untuk menekan emisi karbon dan sebagai bagian dari upaya Enhance Oil and Gas Recovery di sumur-sumur Pertamina untuk meningkatkan produksi migas negara.
Pada rencana kerja sama tersebut, Pertamina dan ExxonMobil akan melakukan kajian dalam pengembangan dan penerapan teknologi rendah karbon untuk mencapai emisi net-zero dalam mempromosikan global climate goals.
Teknologi CCS diaplikasikan melalui penerapan proses injeksi CO2 ke dalam lapisan subsurface untuk diterapkan pada depleted reservoir di wilayah kerja Pertamina, serta mengkaji potensi skema hubs and cluster.
Selain itu, aplikasi teknologi ini dapat diterapkan pada produksi blue hydrogen dengan penangkapan karbon yang dikombinasikan teknologi CCS. Sementara aplikasi lainya yang akan dikaji adalah CCUS yaitu pemanfaatan CO2 yang akan diubah menjadi produk bernilai tambah yang penerapannya dilakukan di industri hulu dan hilir migas.
"Implementasi teknologi carbon capture bagian dari delapan agenda green energy transition Pertamina yang akan menjamin keberlanjutan bisnis di masa depan," pungkas Nicke.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News