Sementara dalam pembahasan isu kesehatan, Jokowi dan Merkel bertukar pikiran mengenai penanganan covid-19 di negara masing-masing. Mereka menyampaikan kekhawatiran terkait adanya wacana nasionalisme vaksin oleh beberapa negara. Itu akan sangat menganggu ketersediaan vaksin secara global dan menggangu kesetaraan akses vaksin bagi semua.
Adapun, di bidang investasi, Merkel melihat ada potensi besar yang dimiliki Indonesia untuk menjadi mitra penting Jerman di masa mendatang. Mendengar hal itu, Jokowi pun langsung menawarkan kolaborasi pengembangan kawasan industri yang nantinya akan ditempati khusus oleh perusahaan-perusahaan asal Jerman.
"Saya menawarkan kepada Jerman untuk mengembangkan kawasan industri khusus Jerman (German Industrial Quarter) di Kawasan Industri Terpadu Batang," ucap Presiden, dilansir dari Mediaindonesia.com, Selasa, 13 April 2021.
Ia juga memastikan bahwa iklim investasi di Indonesia sudah semakin baik dengan adanya Undang-undang Cipta Kerja. Terkait perubahan iklim, kedua pemimpin juga memiliki komitmen yang sama bagi upaya pengurangan emisi sesuai dengan komitmen yang telah disampaikan masing-masing negara.
"Indonesia memiliki komitmen tinggi untuk melakukan pembangunan hijau. Salah satu upaya yang terus dikembangkan adalah restorasi hutan mangrove, maupun upaya pembangunan energi secara berkelanjutan," jelas mantan wali kota Solo itu.
Pertemuan bilateral antara Jokowi dan Merkel dihelat sehari setelah pembukaan Pameran Hannover Messe 2021. Dalam ajang internasional itu yang diadakan pemerintah Jerman itu, Indonesia didapuk sebagai negara mitra atau partner country.
Merkel pun menyampaikan penghargaan kepada Indonesia yang telah bersedia menjadi negara mitra dalam Hannover Messe 2021 dan menyakini bahwa kemitraan tersebut akan bermanfaat bagi upaya memperkuat hubungan bilateral kedua negara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News